SUKABUMI, BINADESA.ORG– Bina Desa bersama dengan Universitas Negeri Islam (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta mengadakan Bhakti Mahasiswa (Praktikum 2) selama sebulan (27 September – 28 Oktober 2016). Pesertanya adalah mahasiswa UIN Fakultas Dakwah dan komunikasi, Jurusan Kesejahteraan Sosial. Kegiatan ini melibatkan 64 orang mahasiswa yang dibagi dalam 6 kelompok. Tempat Bhakti Mahasiswa dilaksanakan di enam desa (Desa Kabandungan, Desa Cipeutey, Desa Cihamerang, Desa Mekarjaya, Desa Tugu Bandung dan Desa Cianaga), Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Latar belakang dari kegiatan praktikum 2 ini menurut Mardiyah Basuni (Kepala Bidang Pendidikan dan Pengorganisasian, Sekolah Pedesaan/SEPEDA Bina Desa) adalah kesamaan misi antara Bina Desa dan UIN Syarief Hidayatullah. UIN mempunyai tujuan untuk memperkenalkan strategi dan pemberdayaan masyarakat seperti yang Bina Desa lakukan yaitu dengan strategi pengorganisasian. Selama ini yang dipelajari oleh mahasiswa tentang pemberdayaan sebatas pada kekurangan dan kelemahan masyarakat desa khususnya kaum marjinal. Selanjutnya Ibu yang biasa dipanggil Mbak Diah ini menambahkan,”Bina Desa sendiri mempunyai tujuan mengajak generasi muda untuk lebih memahami dan mengenali kehidupan masyarakat desa dari berbagai aspek kehidupan, kehidupan yang holistic (menyeluruh) dan juga proses-proses dehumanisasi yang sedang dialami oleh masyarakat desa (permasalahan dan potensi)”.
Dalam diskusi Hafizd Anwar Koordinator Lapangan Bhakti Mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah mengatakan, ”Praktikum 2 dilaksanakan di desa merupakan praktek dalam level makro yaitu praktek pendampingan komunitas dalam upaya pemberdayaan dan menumbuhkan kesadaran untuk mencapai kesejahteraan sosial masyarakat. Kesejahteraan sosial (Kessos) sendiri dapat dikatakan sebuah ilmu terapan yang mempelajari berbagai ilmu-ilmu lain. Kessos bukan jurusan yang hanya mengandalkan teori, justru lebih banyak prakteknya.”
Selain itu Hafizd menambahkan bahwa salah satu tugas dari jurusan kesejahteraan sosial ini adalah menangani isu-isu sosial dan masalah-masalah sosial dan dengan praktikum di desa diharapkan lulusan Kessos mempunyai keahlian dan pengetahuan dasar untuk mengurangi ketidakadilan dan kesenjangan sosial. Sekaligus juga mampu untuk mengelola berbagai macam permasalahan-permasalahan sosial khususnya di masyarakat desa.
Kegiatan Bhakti Mahasiswa dilaksanakan dengan serangkaian kegiatan. Rangkaiannya dimulai dengan pembekalan pertama yang dilakukan di kantor Bina Desa pada tanggal 20-21 September 2016. Pembekalan pertama ini mahasiswa diperkenalkan tentang desa, pengorganisasian, alat-alat analisa, issue-isue yang mejadi focus reforma agraria, globalisasi/liberalisasi, UU desa dan Gender. Merumuskan rencana kegiatan setiap kelompok mahasiswa selama satu bulan dan informasi teknis dan gambaran singkat tentang desa-desa yang akan ditinggali.
Kegiatan kedua dilaksanakan pada tanggal 27 September 2016. Mahasiswa datang dan diserahkan ke masing-masing desa untuk kemudian mereka tinggal dengan orang tua angkat selama satu bulan. Kegiatan ini dihadiri oleh Bapak Camat Kabandungan, Perwakilan dari Jurusan Kesejahteraan Sosial, Bina Desa dan masing-masing perwakilan dari 6 desa.
Kegiatan ketiga dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2016 di kantor kecamatan Kabandungan. Kegiatan ini lebih pada pembekalan kepada mahasiswa tentang 4 fokus isu (reforma agraria, globalisasi/liberalisasi, UU Desa dan Gender) yang sedang digali informasinya dari masyarakat desa. Sekaligus dengan pembekalan ini akan lebih membantu mahasiswa dalam mempertajam analisa terhadap temuan-temuan lapangan mereka.
Kegiatan lanjutan yang keempat ini lebih pada diskusi tentang merumuskan temuan-temuan permasalahan setiap kelompok mahasiswa. Diskusi ini melibatkan mahasiswa dan didampingi oleh fasilitator dari Bina Desa. Beberapa kelompok mahasiswa sudah melibatkan perumusan masalah tersebut dengan kelompok inti dan fasilitator dari Bina Desa. Harapannya akan menghasilkan perumusan prioritas masalah dari sekian banyak temuan-temuan mahasiswa dan sekaligus sebagai bahan diskusi lanjutan dengan warga desa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2016 di enam desa.
Rangkaian kegiatan berikutnya adalah pembekalan materi tentang pendidikan musyawarah yang dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2016. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Tugu Bandung, Desa Cihamerang dan Desa Kabandungan. Pembekalan ini penting diberikan supaya mahasiswa mengenal nilai luhur musyawarah dan sekaligus nanti mampu untuk memfasilitasi musyawarah atau pertemuan di desa.
Mahasiswa UIN dan 6 (enam) Pemerintah Desa di kecamatan Kabandungan sepakat untuk melakukan musyawarah bersama untuk menindaklanjuti temuan-temuan mereka sekaligus menghasil solusi bersama. Musyawarah desa ini melibatkan unsur aparatur desa dan perangkatnya, tokoh masyarakat, petani dan perempuan dan serentak dilakukan di balai pertemuan setiap desa pada tanggal 26 Oktober di 5 desa dan Di desa Mekar Jaya dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2016.
Kegiatan terakhir dari seluruh rangkaian adalah mahasiswa dari setiap desa mempresentasikan aktivitas dan temuan-temuan mereka dan hasil musyawarah desa kepada pihak kecamatan. Acara tersebut juga sebagai penutupan dari kegiatan Bhakti Mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah tahun 2016, bertempat di balai pertemuan kecamatan pada tanggal 28 Oktober 2016. Pada kesempatan tersebut hadir Sekretaris Camat, Bpk. Habiburahman, Wakil Dekan Fakultas Komunikasi dan Dakwah, Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial, Ibu Mardiyah mewakili Bina Desa dan mahasiswa UIN dari enam desa.
Dalam diskusi terpisah, Hafizd Anwar mengatakan bahwa dalam waktu 1 bulan tentunya tidak akan banyak yang bisa dilakukan oleh mahasiswa terhadap masyarakat desa, tetapi kami banyak mendapatkan pelajaran ketika melihat, mengikuti dan merasakan langsung apa yang dirasakan oleh masyarakat. Pada dasarnya desa merupakan potensi yang sangat besar bagi kesejahteraan negeri ini. Tetapi perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat desa masih sangat kurang, tegasnya menutup penuturannya.
Satu bulan memang terasa singkat namun harapan masyarakat desa bahwa mereka dapat kembali untuk datang dan menemani untuk mencapai seperti nama jurusan yang mereka punya, kesejahteraan sosial. (###)