Bina Desa

December 2015

Gunawan Wiradi: Jejak Langkah Pembentuk Zaman

“Setiap generasi itu anak zamannya. Persepsinya menangkap gejala dalam masyarakat, pandangan dan sikapnya, dipengaruhi kondisi obyektif pada zamannya…tetapi sekaligus, setiap generasi adalah pembentuk zamannya.” (Gunawan Wiradi) Pada mulanya 28 Agustus 1932 delapan puluh tahun yang lalu. Delapan puluh tahun lebih kini berjalan menuju, sebagai manusia ia pun pernah mengelami guncangan mental dan batin. Sebagai manusia […]

Gunawan Wiradi: Jejak Langkah Pembentuk Zaman Read More »

Mbak Usrek: “Tidak ada yang sia-sia, belajar pasti ada buahnya”

Dengan bekerja bersama di penghujung tahun 2014, kelompok yang dibangun oleh Mbak Usrek berhasil memiliki dua areal lahan seluas 0,6 ha yang dibeli dengan usaha sendiri dengan cara mencicil. Sulitnya mendapat biaya produksi pertanian membuatnya terdorong untuk menghadirkan pangan yang sehat untuk keluarga, Mbak Usrek kemudian mengorganisir warga dusun lainnya baik laki-laki maupun perempuan untuk

Mbak Usrek: “Tidak ada yang sia-sia, belajar pasti ada buahnya” Read More »

Program Sektor Pertanian Dibajak Pasar

Pemerintah sudah balik badan dari agenda nawacita pertanian. Mengaggap kedaulatan pangan hanya sebagai peningkatan produksi. Tandanya, redistribusi tanah sebebsar 9 juta ha yang direncankan Presiden Jokowi-JK sampai sekarang belum ada kejelasan.  Di sisi lain, justru sektor pasar yang aktif dan seolah memiliki jatah memperluas areal kuasa atas tanah baik di Kalimantan, Sulawesi maupun Papua. Henry

Program Sektor Pertanian Dibajak Pasar Read More »

Pertanian Keluarga Disingkirkan

“Pemerintah lupa bahwa pertanian Indonesia basisnya adalah pertanian keluarga dan bukan industri. Lebih-lebih kalau kita hitung penyedia pangan non beras, jagung dan kedelai,” ujar Muhammad Nuruddin, Sekjen Aliansi Petani Indonesia (API) Menurut Gus Din, panggilan akrabnya, setahun Pemerintahan Jokowi-JK masih memperlihatkan sektor pertanian dibangun lewat cara-cara industrialisasi pertanian seperti di eranya Rezim Suharto. “Yang itu

Pertanian Keluarga Disingkirkan Read More »

Indonesia Dibombardir Sekutu, Reforma Agraria di Awal Kemerdekaan Jalan Terus

Politik Pertanian/Agraria di Indonesia, berprinsip, “Pemilikan tanah yang sangat luas oleh seseorang di mana terdapat jumlah penggarap yang besar, adalah bertentangan dengan dasar perekonomian yang adil. Tanah tidak boleh menjadi alat kekuasaan orang-seorang untuk menindas dan memeras hidup orang banyak.” “Soal agraria (soal tanah) adalah soal hidup dan penghidupan manusia, karena tanah adalah asal dan

Indonesia Dibombardir Sekutu, Reforma Agraria di Awal Kemerdekaan Jalan Terus Read More »

Dominasi Amerika dalam Konferensi Perubahan Iklim Paris

Hasil perundingan Paris dianggap sebagai keberhasilan besar oleh negara maju. Negara maju merasa berhasil bersolidaritas terhadap negara-negara berkembang yang menghadapi dampak buruk perubahan iklim. Tetapi, menurut Direktur Ekskutif Bina Desa, Dwi Astuti, sesungguhnya kesepakatan tersebut tidak lebih hanya menguntungkan korporasi (corporate capture) sekaligus mencerminkan gagalnya pemerintah dalam melakukan negosiasi. Konferensi Perubahan Iklim atau Side Event

Dominasi Amerika dalam Konferensi Perubahan Iklim Paris Read More »

Michael Lipton, Pemikir yang teguh membela produsen pertanian skala kecil

Siapakah yang tidak mengenal Michael Lipton? Lipton lahir tahun 1937 di London, Inggris. Karir terakhirnya sebagai professor riset pada Institute of Development Studies, University of Sussex, khususnya pada Unit Penelitian Kemiskinan (Poverty Research Unit) yang ia dirikan. Kaliber, pengaruh dan kemashurannya melebihi disiplin ekonomi pembangunan, tempat ia berangkat. David Simon, penulis buku Fifty Key Thinkers

Michael Lipton, Pemikir yang teguh membela produsen pertanian skala kecil Read More »

5 Alasan Rakyat Menolak KTM 10 WTO

WTO telah gagal, itulah kenyataanya. Tidak ada capaian penting untuk membuat tata dunia menjadi lebih adil dan sejahtera bersama-sama. Negosiasi berlangsung dengan tidak demokratis, Negara-negara maju cenderung memaksakan kepentingan nasional ekonominya, semantara Negara miskin dan berkembang ditempatkan pada posisi membeo saja pada kepentingan Negara maju. Satu contoh factual, subsidi negara miskin dan berkembang dibatasi de

5 Alasan Rakyat Menolak KTM 10 WTO Read More »

Perpangkalan dan Analisis Sosial (Refleksi Pemikiran Kartjono II)

Perpangkalan Perlu kita ingat bersama bahwa apapun yang hendak dibangun diatas bumi suatu negeri harus mengakar secara sosial-kultural. Harus membumi. Harus mempunyai perpangkalan atau mempunyai akar sosial kultural. Semua manusia yang berada dalam bangunan, sistem yang dibangunya harus merasa “krasan” (at home). Mereka tidak  merasa asing didalam lingkungannya sendiri. Betapapun modernnya sistem yang hendak dibangun

Perpangkalan dan Analisis Sosial (Refleksi Pemikiran Kartjono II) Read More »

Memahami Dunia Pendamping dan Pendampingan (Refleksi Pemikiran Kartjono I)

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kementerian Desa), khususnya melalui Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) telah menggunakan kata “Pendamping” sebagai bahasa ungkap untuk mereka yang diasumsikan akan bekerja dengan tenaganya mendampingi pembangunan di desa. Salah satu yang paling riil disebutkan adalah para tenaga pendamping desa akan membantu mengawasi dan mendampingi tiap

Memahami Dunia Pendamping dan Pendampingan (Refleksi Pemikiran Kartjono I) Read More »

Scroll to Top