Bina Desa

Seimbangkan Karbohidrat Agar Tak Kurang Energi

Kekurangan energi artinya kekurangan konsumsi karbohidrat dan sebagai penggantinya lemak akan terpakai dan protein akan digunakan sebagai sumber energi. Apabila hal ini terus berlanjut, akan terjadi Kurang Energi Protein (KEP) yang ditandai dengan marasmus dan kwaksiorkor.

Energi adalah kemampuan melakukan usaha. Energi disebut juga tenaga. Orang yang energik adalah orang yang penuh tenaga sehingga dapat melakukan lebih banyak pekerjaan. Orang yang loyo kebalikan dari orang energik. Di dalam tubuh, energi disimpan dalam bentuk cadangan energi, yaitu lemak sebanyak 74 persen, protein sebanyak 25 persen dan karbohidrat < 1 persen.

Sumber

Terdapat tiga sumber energi dalam tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, dan protein. Jadi vitamin, mineral, dan air tidak menghasilkan energi dalam tubuh. Di dalam tubuh, karbohidrat, lemak, dan protein dipecah menjadi energi dan energi yang dihasilkan dari setiap satu gram karbohidrat adalah sebanyak empat kalori, lemak sembilan kalori dan protein empat kalori.

Fungsi

Energi dalam tubuh berfungsi untuk metabolisme basal, yaitu energi yang dibutuhkan pada waktu seseorang beristirahat, kemudian spesific dynamic acton (SDA), yaitu energi yang diperlukan untuk mengolah makanan itu sendiri: untuk aktivitas jasmani, berpikir, pertumbuhan, dan pembuangan sistem makanan.

Anjuran Konsumsi

Sumber energi dari makanan harus berasal dari sumber energi dalam jumlah tertentu. Jadi, tidak boleh hanya berasal dari satu atau dua sumber dan harus terdistribusi dalam jumlah tertentu pula. Karbohidrat sebagai sumber energi utama bagi manusia harus dikonsumsi sebanyak 50 persen – 65 persen dari energi total. Adapun lemak sebanyak 25 persen – 35 persen dari energi total dan protein sebanyak 10 persen—15 persen dari energi total.

Angka kecukupan Gizi untuk energi bagi Orang Indonesia adalah 2000 kalori.

Akibat Kekurangan dan Kelebihan

Kekurangan energi akan menghambat semua aktivitas jasmani, berpikir dan aktivitas yang terjadi di dalam tubuh. Kekurangan energi artinya kekurangan konsumsi karbohidrat dan sebagai penggantinya lemak akan terpakai dan protein akan digunakan sebagai sumber energi. Apabila hal ini terus berlanjut, akan terjadi Kurang Energi Protein (KEP) yang ditandai dengan marasmus dan kwaksiorkor.

Gejala klinis kwaksiorkor adalah penampilan seperti anak gemuk bilamana diet energi cukup tapi kurang protein, gangguan pertumbuhan, perubahan mental, edema, lemah, anoreksia (hilang nafsu makan), perubahan warna rambut, kulit bintik merah/hitam, hati membesar, dan anemia.

Gejala klinis marasmus adalah wajah menyerupai orang tua, sangat kurus karena hilangnya lemak dan otot-ototnya, perubahan mental, anak menangis terus, kulit kering dan kendur, rambut rontok, lemak bawah kulit berkurang, otot atrofi sehingga tulang terlihat lebih jelas, diare atau konstipasi, kelainan jantung, tekanan darah rendah, frekuensi nafas berkurang, serta anemia.

telah tersedia dalam tubuh tidak terpakai untuk energi. Akibatnya, penimbunan lemak terus terjadi dan mengakibatkan kegemukan atau obesitas. Efek dari obesitas adalah timbulnya penyakit degenratif, seperti hipertensi, jantung koroner, diabetes, dan stroke.

Energi dibutuhkan untuk otak, aktivitas fisik, dan semua fungsi organ tubuh, seperti jantung dan paru-paru.

KARBOHIDRAT

Karbohidrat adalah zat gizi yang terdiri dari tiga elemen, yaitu atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar dalam tubuh dan merupakan komponen nutrient (zat gizi) terbesar dalam makanan sehari-hari. Namun, karbohidrat dalam tubuh manusia hanya < 1 persen.

Klasifikasi

Karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Monosakarida. Merupakan gejala gula sederhana, terdiri atas glukosa, fruktosa (gula buah), dan galaktosa.
  2. Disakarida. Terdiri dari unit monosakarida yang berupa rantai pendek yang digabungkan bersama-sama. Disakarida terdiri dari sukrosa (gula pasir), laktosa (karbohidrat dalam susu), maltos, dan isomaltosa.
  3. Polisakarida. Terdiri rantai panjang dengan ratusan atau ribuan unit monosakarida. Polisakarida terdiri dari pati, dekstrin, glikogen, dan selulosa.

Monosakarida dan disakarida disebut juga karbohidrat sederhana dan polisakarida disebut karbohidrat kompleks.

                Sumber

Karbohidrat banyak terdapat dalam tanaman, seperti:

  1. Surealia: beras, jagung, gandum (terigu)
  2. Umbi-umbian: singkong, ubi jalar, kentang, talas
  3. Biji-bijian/kacang-kacangan: kacang hijau, ampas tahu
  4. Lainnya: susu, gula pasir, gula merah
  5. Sayur-sayuran dan buah-buahan dalam jumlah sedikit

Fungsi Karbohidrat

Sumber Energi

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia, yaitu menyediakan 50 persen—65 persen dari total energi yang dibutuhkan. Setiap satu gram karbohidrat menghasilkan empat kalori. Energi dibutuhkan untuk otak, aktivitas fisik, dan semua fungsi organ tubuh, seperti jantung dan paru-paru.

Membantu metabolisme lemak

Jika energi dari karbohidrat cukup tersedia atau lebih, lemak tidak dipakai untuk energi tetapi disintesis dan disimpan. Apabila energi dari karbohidrat kurang, tidak terjadi sintesis lemak dan lemak yang ada dibakar untuk energi.

Mencegah pemecahan protein tubuh secara berlebihan

Kira-kira 60 persen asama amino dalam protein tubuh dapat diubah menjadi karbohidrat. Karena protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, karbohidrat tidak boleh kurang sehingga tidak terjadi reaksi perubahan protein menjadi karbohidrat yang digunakan untuk energi. Glukosa dibutuhkan untuk energi otak, sel saraf, dan sel darah.

Laktosa dalam pencernaan diubah menjadi asam laktat yang merangsang pertumbuhan bakteri usus. Laktosa juga memudahkan penyerapan kalsium dalam tubuh.

Anjutan Konsumsi

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia. Oleh karena itu, harus tersedia setiap saat apabila diperlukan tubuh. Karena terbagi dalam tiga klasifikasi, dalam mengonsumsi karbohidrat harus disesuaikan dengan kemampuan alat cerna. Untuk bayi, dianjurkan mengonsumsi karbohidrat sederhana yang termasuk dalam golongan karbohidrat monosakarida dan disakarida karena enzim untuk mencernanya telah tersedia. Oleh karena itu, ASI atau susu paling cocok untuk bayi karena mengandung laktosa sebagai sumber karbohidratnya. Adapun orang dewasa dapat mengonsumsi ketiga jenis karbohidrat, termasuk karbohidrat kompleks. Karena enzim untuk mencernanya telah tersedia.

Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi disesuaikan dengan kebutuhan tubuh sebagai sumber energi. Berdasarkan distribusi energi, karbohidrat harus menyumbang sebanyak 50 persen—65 persen energi total.

CONTOH PERHITUNGAN KEBUTUHAN KARBOHIDRAT:

Bila kecukupan energi = 1.500 kalori

Energi yang dibutuhkan dari karbohidrat orang dewasa adalah = 60 persen X 1.500 kalori = 900 kalori. Bila dikonversi ke berat karbohidrat adalah: 1 gram karbohidrat = 4 kalori. Jadi 900 kalori dibutuhkan = 225 gram karbohidrat (Dengan demikian, dalam satu hari, Anda harus mengonsumsi nasi, singkong, atau roti dengan total 225 gram).

Bila ingin menurunkan berat badan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat sebagai sumber energi (kalori) sangat baik, asalkan tetap dalam diet gizi seimbang. Bukan berarti tanpa makan karbohidrat sama sekali, melainkan jumlahnya dikurangi.

Akibat Kekurangan dan Kelebihan

Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan suplai energi berkurang. Akibatnya, tubuh mencari alternatif zat gizi yang dapat menggantikan karbohidrat, yaitu lemak atau protein. Apabila peristiwa tersebut terus berlangsung terus tanpa suplei karbohidrat yang cukup, lemak tubuh akan terpakai dan protein yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan jadi berkurang. Akibatnya, tubuh semakin kurus dan menderita Kurang Energi Protein (KEP).

Diet Penurunan Berat Badan

Bila ingin menurunkan berat badan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat sebagai sumber energi (kalori) sangat baik, asalkan tetap dalam diet gizi seimbang. Bukan berarti tanpa makan sama sekali, melainkan jumlahnya dikurangi.

Menurut Dr. Samuel Oetoro, MS, Sp.GK, penurunan berat badan dengan diet rendah karbohidrat (hanya mengonsumsi protein dan lemak sebagai sumber energi) memang awalnya sangat menggembirakan. Penelitian menunjukkan bahwa pada enam bulan pertama, berat badan bisa turun drastis, terutama pada dua atau tiga bulan pertama, walaupun penurunannya pada setiap orang berbeda-beda. Dalam kurun waktu enam bulan, berat badan bisa turun sampai 10 kilogram. Namun, setelah enam bulan, kemudian berat badan cenderung turun pelan dan sedikit sekali. Dan jika ingin diturnkan lagi, lebih sulit.

sumber karbohidrat

 

 

Jika dibandingkan dengan diet gizi seimbang dan rendah kalori (artinya tetap ada sumber karbohidrat, protein, dan lemak yang baik dengan jumlah cukup), penurunan pada diet rendah karbohidrat pada enam bulan pertama memang lebih cepat. Tetapi, setelah enam bulan samapai satu tahun, hasilnya sama. Adapun jika diet gizi seimbang dengan rendah kalori, berat badan masih turun terus.

Selain itu, apabila sumber energi hanya dari protein dan lemak, itu bisa menjadi masalah karena lemak bisa menimbun kolesterol dalam tubuh sehingga terjadi penyumbatan pembuluh darah. Berlebihnya asupan protein dan lemak juga menyebabkan kerja ginjal terlalu berat. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengurangi salah satu kemudian memperbanyak asupan makan yang lain.

Saran Pengolahan

Pemasakan makanan sumber karbohidrat diperlukan untuk meningkatkan daya cerna sehingga bermanfaat sebagai sumberi kalori. Apabila karbohidrat (pati) dipanaskan, granula-granula pati membengkak dan pecah sehingga pati tergalatinisasi.  Pati yang telah dimasak akan lebih mudah dicerna dibandingkan dengan yang belum dimasak.

Pengolahan berpengaruh pada kadar nutrisi, contohnya beras giling memiliki kadar serat makanan dan vitamin B1 (thiamin) yang lebih rendah dibandingkan dengan beras tumbuk. Dengan juga pencucian beras yang dilakukan berulang-ulang sebelum dimasak, akan menurunkan kadar vitamin B1 dan seratnya. Pengolahan buah menjadi sari buah juga akan menurunkan kadar serat karena banyak serat akan terpisah pada penyaringnya.

Proses pemasakan tidak mengubah fungsi karbohidrat sebagai sumber energi, hanya dapat mengubah karbohidrat kompleks menjadi karbohidrat sederhana. Beras yang dimasak menjadi nasi dengan menggunakan rice cooker akan berbeda dengan beras yang dimasak dengan panci lalu dikukus. Perbedaan ini terjadi karena suhu rice cooker  lebih tinggi sehingga karbohidrat kompleks berubah menjadi karbohidrat sederhana.

Jika Anda ingin menggoreng atau memanggang kentang, singkong, atau ubi, hindari suhu terlalu tinggi dan waktu pemasakan yang terlalu lama agar tidak terjadi pencoklatan dan timbul zat-zat yang membahayakan tubuh. (*)

*Diolah dari berbagai sumber,

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top