“Kita bersyukur subsatansi deklarasi tersebut disetujui dan akan mulai diimplementasikan dalam pertemuan WCC yang akan datang,” ungkap Direktur Ekskutif Bina Desa, Dwi Astuti.
Pada 21-23 September diadakan Konferensi Global Pertanian Keluarga ke- 5 yang diselenggarakan oleh World Rural Forum (WRF) di Derio, Spanyol. Para peserta konferensi ini merupakan jaringan organisasi masyarakat tani, nelayan, dan peternak di tingkat regional dan beberapa national council dari berbagai benua. Dalam perjalanan kampanye pertanian keluarga tersebut, Bina Desa sebagai anggota sedari awal telah aktif terlibat dengan WRF untuk menggali gagasan kampanye di tingkat global. Untuk tingkat regional koordinator kampanye sendiri dilakukan oleh Asian Partnership for the Development of Human Resources in Rural Asia (AsiaDHRRA). Sedangkan di tingkat national council Aliansi Petani Indonesia (API) menjadi koordinator pertanian keluarga di Indonesia.
Menurut Dwi Astuti, Direktur Bina Desa yang menjadi perwakilan AsiaDHRRA, pertanian keluarga atau Famili Farming (FF) saat ini sudah dideklrasikan oleh UN sebagai International Year of Family Farming dan tahun ini pertanian keluarga menjadi salah satu pilar pencapaian Sustainable Developement Goals (SDGs—tindak lanjut MDGs) hingga 2030. “awal kampanye FF saya dan Marlene (AsiaDHRRA) diminta memfasilitasi workshop pertanian keluarga di India hingga terbentuk komite IYFF India,” terang Dwi.
Menurutnya, latar-belakang Bina Desa aktif menggagas dan mendukung kampanye FF karena perjalanan Bina Desa menemukan bahwa pertanian keluarga adalah antitesa dari industrialisasi pertanian. Menggunakan politic linguistik pertanian keluarga sesungguhnya merupakan upaya mendekonstruksi pertanian yang kapitalistik dan patriarkis yang mewujud dalam industrialisasi pertanian, “yang selama ini seolah-olah menjadi satu-satunya jargon pembangunan pertanian dan tidak ada alternatif lain,” kata Dwi.
Deklarasi Konferensi Internasional Pertanian Keluarga ke- 5 ini kemudian akan dipresentasikan dalam rapat World World Consultative Comittee (WCC). Di samping itu, konferensi tersebut juga diwarnai pula deklarasi perempuan untuk menjamin keadilan gender dalam pertanian keluarga. Menurut Dwi, Bina Desa dan bebererapa ormas lainnya mesti memperkuat sesama anggota peserta dan menyusun kampanyenya. “Kita bersyukur subsatansi deklarasi tersebut disetujui dan akan mulai diimplementasikan dalam pertemuan WCC yang akan datang,” ungkapnya. (*)