
Oleh: Wulan Mulidya (Serikat Perempuan Bajiminasa)
Fajar baru saja menyingkap kabut tipis di langit Desa Bajiminasa. Di sela-sela dinginnya pagi, terdengar suara ayam berkokok menandakan hari telah dimulai. Perempuan-perempuan desa yang selama ini tak kenal lelah, kembali disibukkan dengan rutinitas rumah tangga. Dari menyiapkan sarapan hingga mengurus anak-anak, begitu cepat waktu berlalu hingga tak terasa sore kembali datang. Namun di tahun 2024 lalu, sebuah langkah kecil tapi penuh makna hadir di tengah kehidupan mereka. Organisasi masyarakat Gerakan Petani Alami (GERTANI) mengajak para ibu-ibu dan perempuan muda desa untuk duduk bersama, berdiskusi, dan berbagi cerita. Dari pertemuan sederhana itu lahirlah sebuah gagasan besar, yakni membentuk wadah perempuan yang bukan hanya sekadar tempat berkumpul, tetapi juga ruang untuk tumbuh, belajar, dan berdaya.
Diskusi panjang yang penuh antusiasme itu akhirnya melahirkan nama organisasi “Serikat Perempuan Bajiminasa (SPB)”. Organisasi ini resmi berdiri pada tanggal 07 Mei 2024 di balai GERTANI Dusun Batu Tompo, Desa Bajiminasa, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba. Dengan semangat kebersamaan, SPB menghadirkan wajah baru bagi perempuan desa bukan lagi sekedar penggembira atau pelengkap, tetapi menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kehidupan yang lebih adil dan sejahtera.
SPB membawa visi besar “Terwujudnya kehidupan masyarakat Desa Bajiminasa yang adil, sejahtera, dan lingkungan hidup yang Lestari”. Untuk mewujudkannya, SPB menekankan pentingnya membangun sumber daya perempuan yang berkualitas, membentuk organisasi yang solid, mengembangkan usaha ekonomi berbasis lokal, serta menyelenggarakan pendidikan yang berkelanjutan bagi perempuan dan anak.
Kini, anggota SPB yang berjumlah kurang lebih 100 orang dari lima dusun mulai memanfaatkan pekarangan dan kebun keluarga mereka. Sayur-mayur seperti kangkung, kacang panjang, paria, gambas, hingga timun, tumbuh subur menjadi simbol kemandirian sekaligus harapan baru. Lebih dari sekadar menanam, mereka menumbuhkan mimpi-mimpi tentang perempuan desa yang kuat, mandiri, dan mampu memperjuangkan hak-haknya.
Dengan program kerja yang terarah mulai dari pengelolaan kebun keluarga, pendidikan pemberdayaan perempuan dan anak, pengembangan usaha ekonomi berkelanjutan, hingga penguatan kerjasama untuk pelestarian lingkungan. Harapan SPB menjadi bukti nyata bahwa perempuan desa mampu berdiri tegak, bersuara, dan berdaya.
Lebih jauh dari itu, apa yang dilakukan para perempuan Bajiminasa bukan hanya sekadar kegiatan ekonomi rumah tangga, tetapi juga bagian dari gerakan kedaulatan pangan. Dengan memanfaatkan lahan pekarangan, mereka tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi keluarga, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada pasar luar. Dari dapur sederhana hingga ladang hijau yang mereka kelola, tercermin kekuatan perempuan desa dalam menjaga ketersediaan pangan, memastikan keberlanjutan hidup, dan menciptakan desa yang mandiri.
Di balik kesederhanaan aktivitas sehari-hari, perempuan Bajiminasa kini membawa semangat baru. Mereka bukan hanya penjaga rumah, tetapi juga penopang masa depan desa. Dan SPB hadir sebagai bukti bahwa ketika perempuan diberi ruang, mereka mampu menciptakan iklim kehidupan yang lebih baik, adil, berdaulat, dan penuh harapan.