Program dan Kegiatan
Dalam rangka memperjuangkan misi dan visinya, maka Bina Desa menetapkan program dan kegiatannya sebagai berikut :
Pendidikan Musyawarah
Pendampingan Komunitas Pedesaan
Advokasi Komunitas Pedesaan
Advokasi bertujuan meningkatkan posisi tawar komunitas pedesaan atas kasus-kasus yang mereka hadapi. Advokasi yang dilakukan terutama berkaitan dengan kasus-kasus pertanahan, sektor pertanian, dan industri rumah tangga. Fokus utama advokasi diarahkan pada advokasi kebijakan reforma agraria dan ekonomi rakyat, sekaligus sebagai suatu upaya melakukan pengorganisasian, pembentukan pendapat umum dan mempengaruhi kebijakan publik.
Pengembangan Jaringan dan Aliansi Strategis
una memperkuat upaya pemberdayaan komunitas pedesaan, perlu dikembangkan jaringan dan aliansi strategis, baik antara kelompok-kelompok masyarakat, maupun antara pendamping dan organisasi masyarakat sipil. Jaringan dan aliansi strategis ini mempunyai tiga tingkat, yakni tingkat lokal, nasional, dan internasional. Hal ini bertujuan menggalang kekuatan untuk aksi, lobi, dan negosiasi.
Penelitian, Penerbitan, dan Penyebaran Informasi Pedesaan
Pengembangan Pertanian Berkelanjutan: Input Luar Rendah (Low External Input)
Ketergantungan petani pada input luar (high dependency on internal input) berupa pupuk, pestisida kimia, dan bibit yang tinggi, mengakibatkan biaya produksi sangat mahal. Masalah yang dihadapi masyarakat desa, di samping tingkat pendapatan petani yang sangat rendah, adalah kemerosotan humus tanah dan bahaya pestisida bagi kesehatan komunitas desa serta hancurnya lingkungan. Maka, penggunaan bibit lokal, pupuk dan pestisida alami, pengendalian hama terpadu, dan input-input lainnya diharapkan selain mampu mengurangi biaya-biaya produksi juga meningkatkan pendapatan petani dan sekaligus melestarikan lingkungan sebagaimana prinsip utama pertanian berkelanjutan : menjaga keseimbangan keragaman hayati, meningkatkan nilai ekonomi pertanian, mempromosikan keadilan sosial, dan memastikan pengembangan manusia yang menyeluruh. Melalui Pertanian Berkelanjutan, perempuan yang disingkirkan oleh teknologi pertanian dapat kembali berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan, produksi, konsumsi dan distribusi pangan.