Pertanian Alami Solusi Ancaman Krisis Pangan

Krisis ekonomi global membawa dampak pada mahalnya input (asupan) pertanian. Petani yang sudah tergantung pada input kimia tetap membelinya meski mahal. Padahal penggunaan input kimia mempengaruhi penurunan kesuburan lahan. Bagaimana kiat kita mengatasi persoalan ini? Mulailah bertani alami!

Pertanian alami dapat menjadi pilihan utama di masa-masa sulit seperti sekarang ini, di samping keinginan kita untuk menjaga kesehatan konsumen-produsen serta kelestarian lingkungan. Karena, pertanian alami sebenarnya adalah sebuah konsep pertanian yang bertumpu pada alam sekitar tanpa ada tambahan dari luar (baik dalam bentuk pupuk maupun pestisida). Pertanian alami memanfaatkan kekuatan dan kemampuan alam dalam meningkatkan kesuburan ketimbang menggunakan campur tangan manusia, menghormati hukum alam, serta menghargai hak tumbuhan dan ternak sebagai makhluk hidup.

Prinsip-prinsip Pertanian Alami

Pertanian merupakan pekerjaan petani menghasilkan makanan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia dengan cara bekerja bersama alam atau mengikuti hukum-hukum alam, suatu proses yang memadukan kebijakan dan kerja dengan unsur alam seperti sinar matahari, udara, air (ekosistem). Oleh karena itu, pertanian alami menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:

1)        Menggunakan kekayaan alam yang tersedia di lokasi setempat. Pertanian alami memberi peluang ke petani untuk bertani menggunakan miliknya sendiri, tanpa dan bergantung kepada barang yang dibeli dipasar. Bahan-bahan yang diperlukan dibuat sendiri oleh petani. Oleh karena itu pertanian alami sangat menekankan menggunakan mikroorganisme setempat/lokal dan tidak menyarankan untuk menggunakan mikroorganisme buatan pabrik.

2)        Memaksimalkan potensi ternak/tanaman. Dalam praktik pertanian alami, setiap makhluk hidup mempunyai potensi bawaan dan bila kondisi lingkungannya sesuai maka potensi yang ada tersebut akan keluar dengan maksimal. Apa yang mesti diperhatikan petani adalah menciptakan agar potensi bawaan dari makhluk hidup bisa keluar secara maksimal.

3)        Menggunakan energi dari alam, seperti cahaya matahari, udara, air dan tanah dalam budidaya tanaman atau ternak agar produksi bisa maksimal. Unsur alam ini tersedia gratis di alam menjadi syarat hidup makluk hidup. Pertanian alami dalam praktiknya sangat memperhatikan aliran energy alami. Tidak menggunakan pupuk kimia; pertanian alami memusatkan pengelolaan pertumbuhan tanaman/ternak pada maksimalisasi potensi mereka mengikuti siklus kebutuhan nutrisinya dengan memanfaatkan kekuatan mikroorganisme dan enzim lokal.

4)        Tidak perlu mengolah tanah; pengelolaan mekanis telah mengurangi produktivitas tanah, karena partikel-partikel, agregrat tanah yang kaya udara dan drainase yang semua baik untuk hidup mikroorganisme telah hancur. Pertanian alami menggunakan pengelolaan alami yakni memberi ruang kepada bakteri aerobik dan anaerobik, jamur, cacing tanah, jangrik dan anjing tanah untuk bekerja bersama mencangkul tanah.

5)        Tidak menggunakan  herbisida; gulma adalah salah satu masalah serius dalam budidaya. Dengan tidak mengolah tanah, maka tidak ada benih gulma yang terkubur dalam tanah. Membiarkan benih gulma tumbuh dan dikendalikan sebelum berbuah, merupakan cara praktik alami.

6)        Menyemai sedikit, panen lebih banyak; jika tanaman yang ditanam tidak terlalu rapat, maka akan mendapat sinar matahari dan udara yang cukup dan tidak ada persaingan untuk memperoleh nutrisi.

7)        Tidak menghasilkan limbah buangan ternak; pertanian alami tidak memerlukan peralatan sampah buangan. Kotoran ternak diproses untuk pupuk dan campuran pakan yang dilakukan oleh mikroba.

 

Kekuatan Pertanian Alami

Ramah lingkungan. Semua bahan-bahan yang digunakan dalam pertanian berasal dari bahan alami. Bahan ini tidak hanya aman lingkungan, tetapi dapat membangun dan merehabilitasi ekologi. Untuk budidaya pertanian alami secara revolusioner dengan menerapkan metode “emisi nol”. Artinya, tidak ada sisa air terbuang, kotoran, semua didaur ulang dan diubah menjadi bahan baku dan sirkulasi bahan sempurna. Metode pertanian alami bebas dari bahan beracun dan residu kimia yang berbahaya bagi kesehatan petani. Petani membuat sendiri nutrisi yang dibutuhkan tanaman atau ternaknya yang ramah lingkungan.

Hasil tinggi. Pertanian alami mengikuti Teori Siklus Nitrisi tanaman yang menggunakan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman/ternak pada waktu yang tepat.

Biaya rendah. Pertanian alami merupakan hasil dari penggunakan bahan buatan sendiri dan tentunya hal ini dapat terpenuhi oleh petani miskin.

Kualitas yang lebih baik. Kualitas hasil tanaman atau  ternak lebih baik karena tidak menghasilkan residu bahan kimia.

Bisa diaplikasikan. Pertanian alami bisa diterapkan di setiap wilayah/daerah; bahan dan produk yang dibuat oleh Janong bisa digantikan dengan sumberdaya lokal yang ada di masing-masing daerah.

Menghargai kehidupan. Semua makhluk hidup berhak untuk hidup dan berkembang untuk saling menopang dalam menjaga keberlangsungan kehidupan. Cara pandang inilah yang digunakan pertanian alami, sehingga dalam budidayanya pertanian alami  memberi ruang makhluk hidup dan alam sekitarnya dengan cara mengelolanya sesuai dengan hukum alam.

 

ARTIKEL TERKAIT

Podcast Pangan dan Gizi

Pestisida Kimia dan Kekerasan Terhadap Perempuan

5 Alasan Produk Pangan Hasil Pertanian Alami, Penting Untuk Dikonsumsi

Membangun Masa Depan Sehat: Hari Gizi dan Makanan dengan Pemulihan Benih Tanpa Bahan Kimia

Belajar dari Laos: Menjaga, Mengelola Kesuburan Tanah dan Mengelola Hama Secara Alternatif

FPAR: Pentingnya Dokumentasi Pengetahuan Bagi Perempuan Pejuang Kedaulatan Pangan