
Bina Desa | Jakarta. Pada tanggal 13–14 September 2025, Desa Arungkeke, Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto, menjadi pusat perayaan Pesta Rakyat Pesisir. Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan meriah seperti lomba mewarnai dan menggambar, festival kuliner, bincang pesisir, pemutaran film dokumenter, kemah pemuda, hingga parade perahu yang menjadi ikon utama perayaan.

Acara dibuka langsung oleh Ketua Panitia sekaligus Ketua KPNS, Kasmawati, dengan penuh semangat. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya kebersamaan dalam menjaga ruang hidup masyarakat pesisir.
“Semoga acara ini dapat menjadi momentum kebersamaan kita semua untuk menjaga laut dan pesisir dari berbagai ancaman, terutama pencemaran limbah industri,” ujarnya.
Tak ketinggalan, Kepala Desa Arungkeke Pallantikang (Arpal), Haji Muh. Kasim, turut memberikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menilai pesta rakyat tidak hanya berperan sebagai ajang hiburan dan silaturahmi, tetapi juga mampu menggerakkan ekonomi lokal, khususnya UMKM dan sektor informal pesisir.
“Kegiatan seperti ini berdampak nyata membangkitkan ekonomi desa. Melalui momentum ini, saya mengajak kita semua memperkuat kerja sama dan kolaborasi. Pembangunan desa tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus dijalankan secara gotong royong dengan semangat kebersamaan,” pesannya.
Pesta Rakyat Pesisir tidak hanya menjadi ruang hiburan, melainkan juga panggung kampanye kesadaran. Melalui kegiatan seni, kuliner, dan diskusi, masyarakat pesisir menegaskan pentingnya menjaga sumber daya laut dari ancaman kerusakan akibat industri, khususnya tambak udang yang kerap berdampak buruk terhadap ekosistem pesisir.
Dalam festival ini, masyarakat memamerkan kekayaan laut yang menjadi tumpuan hidup mereka, sekaligus menyuarakan tuntutan akan adanya regulasi yang lebih ketat demi melindungi laut dan ruang hidup nelayan. Semangat kebersamaan, gotong royong, serta suara kritis yang lahir dari masyarakat pesisir Jeneponto menunjukkan bahwa perayaan budaya juga bisa menjadi bagian dari perjuangan menjaga kedaulatan wilayah dan lingkungan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut berbagai organisasi masyarakat sipil, jaringan petani, akademisi, hingga media. Di antaranya KIARA, Cita Tanah Mahardika, Perserikatan Petani Sulsel, Walhi Sulsel, Komunitas Swabina Pedesaan, Jaringan Perempuan Pedesaan Nusantara, Jaringan Petani Pendidik Pertanian Alami, serta Jaringan Muda Berkedaulatan Pangan dari Bantaeng dan Bulukumba. Hadir pula perwakilan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, serta jaringan KPNS Koalisi Perempuan Indonesia, klikhijau.com dan Radar Selatan (Dona)