Bina Desa

Pertanian Keluarga: Solusi untuk Krisis Pangan dan Energi di Era Pemerintahan Baru

Dalam beberapa tahun terakhir, isu pangan dan energi semakin mendesak di Indonesia, terlebih dengan adanya krisis global yang mengancam ketahanan nasional. Banyak yang mengajukan solusi teknologi canggih untuk mengatasi masalah ini, namun di balik semua itu, ada satu model yang sudah lama diterapkan oleh masyarakat pedesaan dan kini mulai diakui sebagai solusi utama: pertanian keluarga.

Apa itu pertanian keluarga?

Sederhananya, ini adalah model pertanian yang dikelola oleh keluarga, baik dalam skala kecil maupun menengah, dengan fokus pada metode yang selaras dengan alam. Praktik ini biasanya mengedepankan pertanian alami, tanpa banyak ketergantungan pada bahan kimia dan teknologi modern. Pertanian keluarga sudah terbukti tahan terhadap perubahan iklim, sekaligus menjaga ekosistem lokal dan memelihara kearifan lokal.

Panggilan Aksi: Pertanian Keluarga untuk Masa Depan yang Berkelanjutan

Pada 4 Oktober 2024, Komite Nasional Pertanian Keluarga (KNPK) menggelar diskusi publik sekaligus rapat tahunan anggotanya. Koalisi ini terdiri dari berbagai organisasi petani, nelayan, pendamping desa, pembela hak asasi manusia, dan peneliti. Diskusi ini bertepatan dengan peringatan Hari Tani Nasional dan menyongsong Hari Pangan Sedunia.

Melalui pertemuan ini, KNPK menyoroti pentingnya pertanian keluarga sebagai solusi utama untuk menghadapi permasalahan krisis pangan, air, dan energi. Salah satu pesan utama yang disampaikan oleh para pembicara adalah perlunya pemerintahan baru untuk segera memasukkan pertanian keluarga ke dalam agenda kebijakan nasional. Muhammad Nur Uddin menyebut bahwa ini bukan lagi sekadar opsi, melainkan sebuah keharusan. Penyempurnaan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pertanian Keluarga harus segera dilakukan dan diintegrasikan ke dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional).

Mengapa Pertanian Keluarga?

Ketua Pengurus Bina Desa Dwi Astuti, hadir dalam diskusi KNPK, menegaskan bahwa pertanian keluarga adalah kunci transformasi sistem pangan di Indonesia. Saat dunia menghadapi tantangan perubahan iklim dan krisis energi, pertanian keluarga justru menawarkan solusi yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan lebih mandiri. Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan pupuk kimia, model ini lebih sesuai untuk menghadapi tantangan masa depan.

Lebih dari sekadar menghasilkan pangan, pertanian keluarga juga menjadi simbol kemandirian dan keberlanjutan. Pertanian ini memungkinkan keluarga-keluarga di pedesaan untuk hidup dari tanah yang mereka kelola sendiri, menghasilkan pangan yang sehat, serta menjaga keseimbangan ekosistem. “Pertanian keluarga bukan hanya soal bertani, ini adalah gerakan untuk menyelamatkan bumi kita,” tegas Dwi.

Nelayan: Pahlawan yang Tak Boleh Dilupakan

Namun, transformasi sistem pangan tak hanya soal daratan. Sebagai bangsa maritim, nelayan juga memegang peran vital dalam kedaulatan pangan. Budi Laksana dari Serikat Nelayan Indonesia (SNI) menekankan bahwa nelayan harus dilindungi dan diberdayakan. Mereka adalah penyedia utama ikan dan sumber protein bagi masyarakat Indonesia. Sayangnya, banyak nelayan yang masih terpinggirkan dan hidup dalam ketidakpastian ekonomi akibat kurangnya kebijakan yang memihak mereka.

Dalam konteks ini, perlindungan terhadap sumber daya laut dan pemberdayaan nelayan sangat penting. “Laut adalah dapur kita, nelayan adalah juru masaknya. Jika kita ingin makanan yang sehat dan bergizi, kita harus memastikan nelayan dan laut kita tetap sehat,” kata Budi.

Harapan Baru di Tangan Pemerintah

Sementara itu, Gunawan dari Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS) menekankan bahwa Indonesia sebenarnya sudah memiliki berbagai peraturan hukum yang memadai untuk menjalankan reforma agraria dan melindungi petani serta nelayan. Namun, implementasi di lapangan masih jauh dari harapan. Kebijakan yang ada sering kali berhenti di atas kertas, tanpa aksi nyata yang berdampak pada masyarakat.

KNPK mendesak pemerintah baru untuk tidak hanya berhenti pada janji-janji politik, tetapi bergerak cepat menyelesaikan penyempurnaan RAN Pertanian Keluarga dan memasukkan isu-isu ini ke dalam agenda prioritas nasional. Dukungan terhadap petani dan nelayan bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal keberlanjutan hidup masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Mengapa Ini Penting?

Dengan mengarusutamakan pertanian keluarga, Indonesia bisa mengambil langkah besar dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Model ini tak hanya memberikan solusi untuk krisis pangan dan energi, tetapi juga mengembalikan kekuatan kepada masyarakat lokal untuk mengelola sumber daya alam mereka dengan bijaksana. Ini adalah kunci bagi pembangunan yang adil dan berkelanjutan, serta memastikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang. (Dona)

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top