Praktik-praktik dalam pertanian alami sangat dekat dengan kehidupan perempuan sehari-hari. Pengetahuan perempuan tentang proses pengolahan pangan, kebutuhan gizi dan nutrisi makhluk hidup dan prinsip reproduksi makhluk hidup kemudian menjadi kunci utama dalam pertanian alami.
Menurut pakar pertanian Alami BINA DESA, Lily Noviani, perempuan adalah pihak yang melakukan proses reproduksi dalam kehidupan manusia, sehingga sangat mudah bagi perempuan memahami bagaimana kebutuhan nutrisi daari setiap tahapan perkembangan tanaman ataupun ternak yang dibudidayakannya. “Proses perkembangbiakkan tanaman dan ternak tidak jauh berbeda dengan proses reproduksi yang dialami perempuan. Masa remaja, kawin, hamil, melahirkan, membesarkan anak hingga dewasa adalah bagian dari proses tersebut. Seperti seorang ibu hamil yang mengalami perubahan fisiologis dalam dirinya sehingga membutuhkan phosphor dan kalsium selama masa ngidam atau saat akan melahirkan ibu membutuhkan kalium. Inilah yang terjadi pula pada tumbuhan dan hewan. Sehingga pada tahap kehidupan tanaman dan hewan ini pulalah yang mesti diperhatikan dalam pertanian alami.” Papar Lily di Kantor Bina Desa, di Jakarta. (30/12)
Menurut Lily, pemilihan bahan-bahan yang digunakan, cara pembuatan sampai cara menggunakan di lahan merupakan prinsip kerja yang selama ini sudah dilakukan para perempuan tani. Proses tersebut termasuk mengolah bahan mentah menjadi pangan keluarga yang membutuhkan waktu, mulai dari mengambil, mengupasm mencuci, menjemur/mendiamkan, memasak, hingga menghidapkan ke meja dan siap disantap. “Proses – proses ini juga terjadi ketika petani melakukan praktik pembuatan pupuk dan pestisida alami. Bahan yang kita gunakan, dihaluskan terlebih dahulu kemudian difermentasi dan selanjutnya diamati.”
Mengurangi Ketergantungan
Pertanian alami tidak hanya menjadi media perlawanan sekaligus upaya sadar untuk menciptakan keadilan kerja pertanian bagi laki-laki dan perempuan. Namun pertanian alami juga sesungguhnya memberi banyak keuntungan praktis lainnya berupa menjaha ekosistem dan sekaligus memanfaatkannya sehingga secara ekonomis ketergantungan petani atas biaya tinggi produksi selama ini bisa dikurangi. Hal itu sejalan dengan beberapa prinsip pertanian alami.
“Salah satu prinsip pertanian alami adalah menggunakan kekayaan alam yang tersedia di lokasi setempat. Pertanian alami memberi peluang ke petani untuk bertani menggunakan miliknya sendiri, tanpa dan bergantung kepada barang yang dibeli dipasar. Bahan-bahan yang diperlukan dibuat sendiri oleh petani. Oleh karena itu pertanian alami sangat menekankan menggunakan mikroorganisme lokal dan tidak menyarankan untuk menggunakan mikroorganisme buatan pabrik.” Terang pakar pertanian Alami Bina Desa, Lily Noviani.
Selain itu pertanian alami juga berusaha memaksimalkan potensi ternak atau tanaman. “Dalam praktik pertanian alami, setiap makhluk hidup mempunyai potensi bawaan dan bila kondisi lingkungannya sesuai maka potensi yang ada tersebut akan keluar dengan maksimal. Apa yang mesti diperhatikan petani adalah menciptakan agar potensi bawaan dari makhluk hidup bisa keluar secara maksimal.” Ujar lily kembali.
Pertanian alami dalam praktiknya sangat memperhatikan aliran energy alami. Tidak menggunakan pupuk kimia; pertanian alami memusatkan pengelolaan pertumbuhan tanaman/ternak pada maksimalisasi potensi mereka mengikuti siklus kebutuhan nutrisinya dengan memanfaatkan kekuatan mikroorganisme dan enzim lokal.
“Pertanian alami menggunakan pengelolaan alami yakni memberi ruang kepada bakteri aerobik dan anaerobik, jamur, cacing tanah, jangrik dan anjing tanah untuk bekerja bersama mencangkul tanah.”
Gulma bagi petani adalah salah satu masalah serius dalam budidaya. Oleh karenanya dengan tidak mengolah tanah, maka tidak ada benih gulma yang terkubur dalam tanah. Membiarkan benih gulma tumbuh dan dikendalikan sebelum berbuah, merupakan cara praktik alami.
“Pertanian alami tidak menghasilkan limbah buangan ternak; pertanian alami tidak memerlukan peralatan sampah buangan. Kotoran ternak diproses untuk pupuk dan campuran pakan yang dilakukan oleh mikroba.” Pungkas Lily. “Demikian besar peran kaum perempuan dalam praktik pertanian alami, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan usaha tani alami. “Dengan penerapan input-input pertanian alami yang dapat dibuat secara sederhana dan lebih mudah, membuat kaum perempuan dapat terlibat lebih jauh dalam usaha tani alami.” Pungkas Lily.