KULON PROGO, BINADESA.ORG-Kesadaran akan keadilan gender sangat penting bagi masyarakat baik di desa dan di kota, terlebih ketidak adilan gender sering di alami kaum perempuan. Swara Nusa Institute bersama Bina Desa mengadakan pendidikan kesadaran gender, manajemen keuangan keluarga dan pemanfaatan perkarangan dengan pertanian alami. Pendidikan berlansung selama 3 hari dimulai tanggal 8 – 10 Mei 2017 ini dilaksanakan di dusun Turus Kabupaten Kulon Progo. Peserta mewakili kelompok wanita tani yang berasal dari daerah sekitar dusun Turus, yang hadir 30 orang.
Diskusi mengenai kesadaran gender dan perempuan dalam organisasi menjadi pembuka pendidikan. Pada materi tersebut para perempuan tani berdiskusi mengenai pentingnya memahami tugas, fungsi dari kaum perempuan hingga keadilan gender.
Materi keadilan gender merupakan materi yang sangat baru bagi para peserta. Peserta sangat antusias, hal ini terlihat dari banyaknya yang menyampaikan pengalaman dan pendapatnya. Materi ini difasiltasi oleh Kepala Sekolah Pedesaan (SEPEDA) Mardiah dari Bina Desa.
Pada dialog peran perempuan dalam organisasi yang di fasilitasi Ida, di temukan bahwa dengan organisasi perempuan bisa melakukan banyak hal. Forum ini juga berdialog bagaimana memajukan organisasi. Pemahaman peran perempuan dalam organisasi adalah kunci membangun kesadaran untuk saling bekerjasama dan terus mengembangkan diri baik pengetahuan, keahlian dan kemampuan. Demikian juga Peran aktif perempuan dalam musyawarah desa, dusun atau RT merupakan bagian penting untuk pembangunan desa.
Manajemen Keuangan Keluarga dan Pertanian Alami
Pada hari kedua para peserta melakukan pembahasan kembali materi yang sudah disampaikan pada sebelumnya, baik mengenai keadilan gender ataupun organisasi perempuan. Peserta mereview dengan metode jualan dan menjajakan menunya, daftar menunya materi yang disampaikan sebelumnya dan dipandu oleh Iranda Yudhatama, yang akrab disapa Yudi.
Selanjutnya dialog mengenai manajemen keuangan keluarga disampaikan oleh Bowo. Manejemen keuangan keluarga merupakan strategi untuk mengelola keuangan agar masyarakat mempunyai tabungan di hari tua atau simpanan ketika dibutuhkan.
Diskusi dan praktek pembuatan nutrisi tanaman, disampaikan oleh Sudiyono, petani yang berasal dari Nanggulan, Kulon Progo. Peserta pendidikan juga belajar bagaimana pemanfaatan lahan sempit untuk tanaman obat dan sayuran. Optimalisasi lahan pekarangan sebagai lahan produktif pertanian terutama bagi budidaya tanaman sayur dan tanaman obat-obatan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan ekonomi keluarga dan sekaligus dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga serta menghemat pengeluaran.
Pemanfaatan lahan pekarangan sebagai lahan produktif pertanian di pedesaan seringkali tidak bisa dilepaskan dari peran kaum perempuan, karena pada realitasnya perempuan di pedesaan seringkali memainkan peran ganda baik di sektor domestik maupun di sektor ekonomi untuk keluarganya.
Pembuatan rencana tindak lanjut ini difasilitasi oleh Tri Hariyono. Setiap kelompok memiliki rencana 3- 5 rencana kegiatan yang akan dilaksanakan baik kegiatan teknis ataupun diskusi pendalaman materi kembali (bdk027TH).