Memperkuat Organisasi Melalui Pertanian Alami

Para peserta TOT di Lumajang (Foto : Bina Desa/John Pluto Sinulingga)

LUMAJANG,BINADESA.ORG – Komunitas Sido Makmur, Dusun Plambang, Desa Pasrujambe, Kabupaten Lumajang  pada akhir April 2017 yang lalu terlihat sedikit agak ramai dari biasanya. Kurang lebih 30-an orang petani dari berbagai kabupaten di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta berkumpul untuk mengikuti kegiatan TOT (Training of Trainer) Pertanian Alami. Pertemuan ini dilaksanakan untuk menyegarkan semangat para petani alami, peneguhan dan berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pertanian alami.

Diawali dengan Refleksi singkat tentang apa yang telah dilakukan oleh petani alami di dalam komunitasnya. Menurut Bapak Faisoli (Serikat Petani Ungkalan Jember) pertanian alami sebagai pintu masuk untuk melakukan pengorganisasian dan juga untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lain di komunitas. Persoalan lain itu apa? Persoalan lain itu bisa tentang agraria, persoalan tata produksi dan distribusi pertanian bahkan hal-hal yang berkaitan dengan persoalan-persoalan di desa.

Ditambahkan lagi oleh Pak Ruba’i (Petani dari Komunitas Sodong, Pemalang) bahwa persoalan lain itu juga bisa pada ternak/hewan, manusia dan lingkungan. Jadi bukan hanya sekedar pada tanah dan tanaman saja (menyeluruh).

Ibu Usrek (Komunitas Sido Makmur) dalam refleksinya bahwa selama ini kita seperti ayam yang mati di lumbung padi ketika kita sangat tergantung pada input dari luar. Padahal bagitu banyak bahan-bahan yang disediakan oleh alam yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan pertanian kita. Tapi kita tidak sadar dan telah dibutakan pikiran, akal oleh input dari luar tersebut. Pertanian alami benar menjadi pintu masuk dan juga jalan untuk kita lebih kritis melihat sekeliling kita.

Salah satu hasil dari diskusi para peserta TOT (Foto: Bina Desa/JPS)

Setelah refleksi singkat, dilanjutkan dengan materi-materi ideologi pertanian alami, tentang siklus nutrisi dan mikroorganisme lokal, praktek pembuatan mikroorganisme lokal dan nutrisi dan diakhiri dengan rencana tindak lanjut dari masing-masing kabupaten yang dipandu oleh Unwanullah Ma’sum. Kegiatan TOT Pertanian alami ini sendiri menghasilkan komitmen bersama bahwa pertanian alami adalah bentuk perlawanan terhadap pertanian konvensional dan juga sekaligus menjadi pintu masuk untuk melakukan pengorganisasian di komunitas. (bd030)

ARTIKEL TERKAIT

Belajar dari Laos: Menjaga, Mengelola Kesuburan Tanah dan Mengelola Hama Secara Alternatif

FPAR: Pentingnya Dokumentasi Pengetahuan Bagi Perempuan Pejuang Kedaulatan Pangan

Belajar Bersama AsiaDHRRA: Memahami Agroekologi, Advokasi Kebijakan dan Keterlibatan Konstruktif

HARI PANGAN SEDUNIA: IMPOR BERAS 2023 BUKTI NYATA INDONESIA GAGAL SISTEM PANGAN

Mengenal Wahyu, Serikat Petani Alami (SPA) Butta Toa, dan Kelompok Petani Peneliti Muda yang Melek Iklim

Mengenal Wahyu, Serikat Petani Alami (SPA) Butta Toa, dan Kelompok Petani Peneliti Muda yang Melek Iklim

ToT Kajian Pertanian Alami: Bertani Alami Untuk Rawat Ekologi dan Sajikan Pangan Sehat