Bina Desa

Mengapa Komunitas Desa Swabina?

 *alm. Kartjono

Gagasan pengembangan Komunitas Desa Swabina merupakan serangkaian pemikiran yang sudah lama menjadi topik pembicaraan di lingkungan Bina Desa. Pemikiran tersebut dikembangkan dari hasil refleksi panjang selama Bina Desa mendampingi komunitas pedesaan sejak 1975. Dari proses hubungan dialektik antara teori dan pengalaman, konsep masyarakat alternatif pedesaan, Komunitas Desa Swabina pun lahir. Tidaklah berlebihan bila Bina Desa berharap Komunitas Desa Swabina dapat menjadi suatu model alternatif pembangunan masyarakat di wilayah pedesaan.

Mengapa Komunitas Desa Swabina penting?

Ada gejala di masyarakat industri individualistik untuk mencari komunitas sebagai pangkalan sosial. Karena individualisme yang berlebihan tanpa ada akomodasi di tingkat komunitas akan menimbulkan kesenjangan di antara lapisan masyarakat. Sehingga hubungan-hubungan dalam format baru antara komunitas dan individu sebagai alternatif yang akan mengubah pola hubungan yang timpang (komunitas terlalu dominan atau sebaliknya individu terlalu dominan), memerlukan pemecahan di dalam masyarakat itu sendiri.

Di samping itu, institusi-institusi lama di pedesaan yang berakar kuat di masyarakat tidak berfungsi dalam memecahkan persoalan baru. Sebaliknya, institusi baru yang dibentuk negara untuk melakukan modernisasi tidak berakar sama sekali di masyarakat, sehingga juga tidak berfungsi. Oleh karena itu, diperlukan institusi baru yang berakar dalam masyarakat dan berfungsi dalam persoalan baru (modernisasi, globalisasi, liberalisasi ekonomi, dan lain-lain). Organisasi rakyat di pedesaan diharapkan dapat menjadi kekuatan alternatif dalam lingkungan komunitas, dan bersama komunitasnya berperan melakukan transformasi sosial.

Sementara itu, telah berkembang pula pemikiran baru, yaitu demokrasi berdasar sistem perwakilan dipandang tidak lagi mencukupi, sehingga perlu diperkuat oleh komunitas di tingkat basis sebagai pelaku langsung demokrasi dan pelaku kontrol sosial. Untuk itu, perlu ada upaya jangka panjang guna memperkuat komunitas sebagai basis demokrasi. Kritik masyarakat internasional terhadap sistem perwakilan di tingkat internasional pun terjadi. Masyarakat tidak terwakili, perwakilan yang ada justru mewakili pemerintah-pemerintah, padahal pemerintah tidak selalu mewakili rakyat (people), masyarakat (society) dan komunitas (community). Maka perlu ada perwakilan dan organisasi masyarakat sipil yang mempunyai akses langsung kepada komunitas.

Banyaknya LSM yang bekerja ditataran pengembangan kelompok sosial-ekonomi, cenderung bersifat parsial dan eksklusif di suatu wilayah, sehingga mencipatakan kantong-kantong di lingkungan masyarakat yang terasingkan dari realitas struktural yang mereka hadapi. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan baru yang melibatkan partisipasi penuh dari komunitas untuk bersama-sama melakukan transformasi sosial.

Berdasarkan pengalaman, perkembangan pemikiran, dan fenomena baru dalam kehidupan masyarakat, kita perlu menciptakan realitas yang lebih baik yaitu dengan jalan memperkuat komunitas. Di sinilah pentingnya menciptakan Komunitas Desa Swabina sebagai komunitas desa yang dapat membina dirinya sendiri, memiliki kemandiran, baik dalam mengelola dan menjalankan institusi-institusi kemasyarakatan (sosial, ekonomi, politik dan budaya), pengambilan keputusan dan pengelolaan sumber daya sosial ekonomi yang ada di lingkungan komunitas sendiri (disarikan dari kumpulan tulisan Kartjono 2001).

 

*Kartjono, adalah salah satu pendiri dan Direktur Ekskutif Bina Desa periode 1970-1990-an.

Scroll to Top