Kita sudah ketahui bahwa begitu besar pengaruh pikiran terhadap fisik kita. Dalam dunia medis hal ini disebut sebagai psikoneuroimunologi. Sebagai contoh: saat kita melihat sesuatu yang menjijikkan mungkin kita akan merasa mual dan muntah, hal ini bukan berarti mual dan muntah karena lambung yang sakit, namun karena pikiran negatif kita mempengaruhi lambung sehingga timbul rasa mual dan muntah. Begitu juga saat kita melihat sesuatu yang menakutkan mungkin jantung kita akan berdebar-debar atau mungkin juga sampai pingsan, hal ini juga bukan karena fungsi jantung yang tidak normal, namun lebih pada pikiran negatif kita yang mempengaruhi fungsi jantung. Begitu besar pikiran negatif mempengaruhi fungsi organ kita, dan begitu juga dengan pikiran positif akan membantu jantung dan lambung anda untuk lebih rileks.
Dalam kehidupan kita pasti kita pernah marah. Saat marah jantung akan berdetak lebih cepat dan adanya perubahan metabolisme di tubuh. Amarah merupakan pikiran negatif utama yang dapat menyebabkan kematian, tak heran serangan jantung atau stroke terjadi saat seseorang sedang marah. Contoh kasus berikut dapat menggambarkan situasi kemarahan tersebut: Beberapa waktu yang lampau , kata pria itu, tubrukan ringan di salah satu sisi mobilnya menjurus pada pengalaman yang sia-sia dan mengecewakan. Setelah menempuh birokrasi asuransi yang tidak kunjung usai dan proses reparasi yang malah merusak mobilnya, ia malah jadi berhutang banyak. Itupun bukan kesalahannya. Begitu jengkelnya ia, sehingga setiap kali ia naik mobil itu merasa muak. Akhirnya karena frustasi ia menjual mobil itu. Bertahun-tahun kemudian, kenangan itu masih membuat pria itu pucat saking marahnya. Hal ini merupakan bagian sesi wawancara pada penelitian terhadap orang-orang yang pernah mengalami serangan jantung, dan saat menceritakan hal ini terjadi penurunan pemompaan jantung sebesar 5- 7 % (bisa dibayangkan saat kejadian tubrukan penurunan pemompaan jantung pasti lebih besar dari itu!). Penelitian SUMS pada 1.012 pria dan wanita yang dilakukan pemantauan selama 8 tahun menunjukkan pria yang paling agresif dan paling suka bermusuhan mempunyai risiko tinggi serangan jantung ke-2. Penelitian lain pada 929 pria dengan pemantauan selama 10 tahun menunjukkan sifaf pemarah memiliki 3 kali risiko serangan jantung , dan menjadi 5 kali bila kolesterol tinggi.
Apakah amarah diungkapkan atau tidak, adalah hal yang tidak penting dibandingkan dengan apakah amarah itu kronis atau tidak. Sikap amarah kronis: sinisme, curiga terus menerus, melontarkan celaan, ketersinggungan dan amarah secara terbuka. Konsep berpikir positif yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut: “bila kita mempunyai suatu problem dan problem itu tidak bisa kita ubah maka yang harus kita ubah adalah sikap kita terhadap problem tersebut”.
Contoh: saat anda akan berangkat ke kantor untuk suatu rapat yang sangat penting karena anda akan dipromosikan. Anda sudah berangkat dari pagi, mempersiapkan segala bahan presentasi, dan anda sudah pula diingatkan oleh atasan anda untuk jangan telat. Dalam perjalanan semuanya berjalan lancar, namun ternyata ada truk gandeng terbalik di jalan utama! Jalanan macet total, tidak bergerak, dan tidak ada jalan alternatif yang bisa diambil. 30 menit berlalu tetap tidak bergerak, anda mulai cemas gelisah, anda akan terlambat. Pasti terlambat! Anda mempunyai problem saat itu, bahwa truk terbalik dan jalanan macet, apakah anda bisa mengubah problem tersebut? sudah pasti tidak, dan anda pasti terlambat dengan segala risikonya. Pada situasi tersebut yang anda harus ubah adalah sikap anda. Rasa cemas, kuatir, kecewa tidak akan membuat kemacetan berubah dan persoalan berubah. Namun dalam situasi tersebut ubahlah sikap anda menjadi positif seperti: dengarkan musik yang anda sukai, mungkin dapat berbaring sesaat di mobil (karena bangun pagi terlalu dini) dsb.
Sebagai penutup: SAYA MENANGIS KARENA SAYA TIDAK PUNYA SEPATU SAMPAI SAYA MELIHAT ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI KAKI ( dengan bahasa lain : saat saya tidak mempunyai sepatu : saya bisa bersedih atau tetap bersyukur, tergantung dari sudut mana anda memandang). Selamat berpikir positif*