Bina Desa

Faktor Kemiskinan di Dunia Ketiga Menurut Bernstein

Saat ini menurut FAO sekitar 870 juta warga di seluruh dunia mengalami kekurangan pangan alias kelaparan. Hal ini menurut Berstein sangat ironis, karena sesungguhnya produksi pertanian masih bisa mencukupi kebutuhan pangan populusi di dunia ini. Tetapi di sisi lain mengapa kelaparan masih saja meningkat? “Hal ini ditengarai oleh pertumbuhan kapitalisme yang masif dan karena ekonomi dunia yang menyebabkan ketidakadilan,” katanya dalam bukunya Class Dynamics of Agrarian Change: Agrarian Change & Peasant Studies. (Initiatives on Critical Agrarian Studies. Fernwood Publishing, 2010).

51PTR3kFR1L._SX328_BO1,204,203,200_Dari 870 juta tersebut, mayoritas adalah warga negara atau masyarakat yang berada di negara-negara dunia ketiga atau negara selatan. Padahal, saat ini mayoritas angkatan kerja pertanian berada di kawasan negara-negara dunia ketiga tersebut. Menurut Bernstein, hal demikian itu ditengarai karena metamorfosa kondisi agraria di masing-masing negara itu.

“Namun, titik awalnya adalah harus dijelaskan terlebih dahulu dinamika kelas dalam perubahan agraria tersebut. Yakni hubungan sosial produksi dan reproduksi, properti dan kekuatan dalam formasi agraria, dan bagaimana mereka berubah,” ungkapnya.

Menggunakan pendekatan Marx, Bernstein kemudian menjelaskan proses pemiskinan-pemiskinan tersebut akibat dari adanya relasi gender yang timpang. Seperti di India bagaimana ketidakadilan yang diterima oleh perempuan karena tidak menikmati panen dengan layak karena harus diambil oleh suaminya.

Di samping itu, ada pula klas di daerah pedesaan  yang mempengaruhi pembagian akses pada tanah, pembagian kerja, serta perbedaan dari upaya kerja dengan hasil. Akibatnya, para petani harus juga menanggung (biaya) atau menyuplai kebutuhan untuk para dominan kelas yang disebut seb agai Fund of Rent, baik dalam bentuk uang atau tenaga. “Para kelas dominan tersebut tidak mencoba berinvestasi kepada para kelas petani yang sudah mencukupi kebutuhannya, tetapi  para kelas dominan ini melakukan okupasi terhadap kelas petani dan melakukan akumulasi (dengan menerapkan pajak, sewa, upeti), serta dipaksa untuk memenuhi kebutuhan mewah para kelas dominan,” terangnya. Hal ini yang disebut sebagai eksplotasi dan akumulasi.

Tak lupa, Bernstein mengingatkan bahwa peninggalan kolonial, aktivitas negara, adalah bagian dari pembangunan agraria dan pasar internasional, serta erat kaitannya dengan hubungan kekuasaan dan ketidakadilan di dunia ketiga. Inilah yang menjadi penyebab dari kemiskinan di dunia ketiga.

Scroll to Top