[anti-both]
[ezcol_2third id=”” class=”” style=””]
Minggu, tanggal 20 Juni 2010, Yayasan Bina Desa Sadajiwa (Bina Desa) berulang tahun yang ke-35. Dalam usia tersebut, dengan keterbatasan yang ada tapi penuh keberanian karena panggilan jiwa, antara lain hendak kami tandai dengan penerbitkan sebuah Jurnal. Tidak hendak berambisi namun juga penuh keteguhan, dalam lingkaran satu tahun, kami mulai dari dua terbitan, untuk dari waktu ke waktu, ketika semakin percaya diri, bertambah.tahun bertambah kerap. Setelah melalui proses yang tak pendek, atas berbagai pertimbangan khususnya harus berjiwa petani dan desa serta harus berbau ilmiah dan bernuansa internasional, maka diputuskanlah nama Jurnal tersebut: AGRICOLA. Kata bahasa Latin, yang digunakan sebagai bahasa cendekia pada jaman Erasmus dan Sir Thomas More abad ke-16 itu berarti: petani.
Pada edisi perdana, yang merupakan edisi spesial – antara lain karena memuat 2 rubrik Tajuk dan 2 rubrik Ulasan – mengetengahkan tema: Quo Vadis Reforma Agraria. Tema ‘reforma agraria’ kami ambil, karena kami yakin itulah kunci dasar penyelesaian permasalah kemiskinan rakyat, khususnya petani gurem di Indonesia. Tanpa reforma agraria, penyelesaian-penyelesaian yang bersifat tambal sulam justru akan memperparah persoalan. Apalagi, bila penyelesaiannya adalah ala mazhab Neo-Klasik atau yang kini berskala luas dan menyeluruh, mazhab Neo-Liberalisme, yang sebenarnya bukan penyelesaian tetapi pembunuhan, semakin jauhlah dari cita-cita Pendiri Republik ini. Pendiri Republik ini mencita-citakan kemerdekaan bagi semua dari semua penjajahan: politik, budaya, sosial dan ekonomi.
Dalam Jurnal AGRICOLA edisi ini ditampilkan 7 artikel: (1) artikel pendahuluan berjudul “Reforma Agraria: Tersandera dan Terlunta, Hendak Kemana” oleh Francis Wahono; (2) artikel “Transformasi Agraria dan Transisi Agraris “ oleh Gunawan Wiradi; (3) artikel “Hak atas Agraria Reform “ oleh Gunawan; (4) artikel “Reforma Agraria dan Hukum Adat” oleh Maria Ruwiastuti Suryaalam; (5) artikel “Merintis Kelembagaan Pelaksana Pembaharuan Agraria dan Penyelesaian Konflik Agraria di Indonesia “ oleh Usep Setiawan; (6) artikel “’Reforma Agraria, Pangan dan Pedesaan dalam Cengkeraman Neoliberalisme “ Mohammad Maksum; dan (7) artikel “Perempuan Pedesaan dalam Pusaran Liberalisasi Agraria “ oleh Dwi Astuti. Selain itu juga ada beberapa tulisan lebih ringan yang dihimpun dari pengalaman lapangan dan petani.
Penerbitan Jurnal AGRICOLA ini sesuai dengan mandat Bina Desa, yakni berjuang bersama petani di perdesaan Nusantara untuk kemerdekaan mereka: dalam ikut memutuskan kebijakan kepertanian perdesaan, berlandaskan keadilan ikut menjalankan roda produksi, distribusi dan konsumsinya, ikut memelihara lingkungan hidupnya, ikut menaikan derajadnya sebagai manusia beradab dengan pekeerjaan layak di tengah bangsanya maupun bangsa-bangsa di dunia, dan memelihara serta mengembangkan budaya dan keiman agamaan yang anti kekerasan dan menolak segala bentuk diskriminasi termasuk pada perempuan, anak-anak dan difabel sebagai sembah sujud pada Allahnya. Kami berharap Agricola dapat menjadi wahana untuk merungkan impian dan perwujudan kemandirian pedesaan untuk kedaulatan bangsa ditengah culasnya kekuasaan dan politik kekuasaan yang menjangkiti sebagian mental dan watak manusia bangsa ini. Dan dengan demikian ini lah panggilan zaman bagi kami, dan kita semua, untuk turut bersumbangsih dan menjaga zaman, sekali pun tak selalu diminati. Selamat membaca.
Redaksi.
[/ezcol_2third]
[ezcol_1third_end id=”” class=”” style=””]
[template id=”509″]
[/ezcol_1third_end]