Bina Desa

Cerita Pengorganisasian dari Filipina

Perwakilan dari organisasi TTIFA menjelaskan terkait organisasinya (Foto : Kristina Pakpahan)

FILIPINA, BINADESA.ORG – Organisasi petani TTIFA (Trinidad Talibon Intergrated Farmers Assosiation) adalah organisasi di Trinidad, Bohol, Filipina yang memiliki sejarah panjang dalam perjuangan mempertahankan dan merebut kembali tanah mereka. Organisasi yang dibentuk pada tahun 1986 ini mengalami proses berhadapan dengan militerisme, pemerintah, perusahaan dan pelecehan, hingga berhasil menikmati tanah mereka sebagai bagian dari hidup mereka. Mereka bercerita bahwa pada awal perjuangan tanah mereka tidak memiliki makanan. Sehingga sebagian dari mereka harus pergi bekerja untuk mendapatkan makanan dan sebagian bertahan di tanah mereka untuk membangun rumah kecil dari pohon kelapa. Juga untuk menanam beberapa tanaman seperti pisang.

Perjuangan panjang menghasilkan keberhasilan-keberhasilan hingga TTIFA memiliki usaha-usaha komunal seperti penggilingan padi, peternakan (kerbau), kebun kolektif (kelapa, pisang), padi kolektif, kolam dan lain sebagainya. Selain untuk pengembangan ekonomi (mata pencaharian), semua kepemilikan kolektif ini adalah untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Usaha-usaha komunal ini sangat membantu dalam penguatan organisasi secara finansial dan juga memperkuat solidaritas antar anggota. Tidak hanya itu, mereka juga dapat meminjam dari usaha-usaha komunal tersebut.

TTIFA sebagai organisasi tentu saja masih memiliki berbagai kelemahan-kelemahan tertentu seperti organisasi yang masih didominasi oleh laki-laki (terutama secara struktur TTIFA) dan sebagian masyarakat Trinidad yang masih bergantung pada produk-produk pabrikan. Dan saat ini sedang berproses untuk melawan pasar yang sangat masif hadir ke kehidupan mereka. Namun terlepas dari kelemahan itu, TTIFA telah berhasil melewati perjuangan panjang hingga memiliki tanah mereka kembali. Seperti kata mereka, “sekarang jauh lebih baik karena kami bisa makan nasi setiap hari dan 3 kali dalam sehari, sebelumnya makan sekali dalam sehari saja sangat sulit. Sudah sangat baik setelah kami memiliki tanah kami sendiri”.

Ada dua hal menarik yang saya temui dalam organisasi TTIFA yaitu pertama, adanya divisi pengorganisasian perempuan (woman organizing) dan kedua, adanya divisi pengorganisasian anak muda (youth organizing).

Peserta workshop RLEP sedang mempresentasikan hasil temuan di organisasi TTIFA (Foto : Kristina Pakpahan)*

Pengorganisasian Perempuan dalam TTIFA

Pengorganisaisan perempuan salah satu divisi yang unik dan menarik di TTIFA. Bagi perempuan di TTIFA, tanah adalah motivasi untuk terlibat dalam perjuangan panjang di Trinidad. Bagi mereka tanah memberikan segalanya, makanan, kesehatan, pendidikan, kehidupan, masa depan dan kebahagiaan. Para perempuan yang ada di divisi ini merupakan bagian dari perjuangan dalam merebut dan mempertahankan tanah. Para perempuan memiliki tugas untuk mengajak para perempuan lainnya terlibat dalam organisasi untuk tujuan perjuangan. Pengorganisasian yang mereka lakukan tidak terlepas dari tanah. Mereka menanam obat-obatan herbal untuk kesehatan, juga memiliki kebun kolektif dengan tujuan utama untuk keberlanjutan hidup mereka, tidak untuk dijual.

Dalam divisi pengorganisasian perempuan, mereka juga memiliki iuran berupa uang sebanyak 5 peso setiap bulan. Uang ini digunakan untuk transportasi ketika ingin melakukan pertemuan dengan federasi. Perempuan di TTIFA tidak hanya terlibat dalam mendorong perempuan lainnya tetapi juga memimpin beberapa komite yang ada di TTIFA seperti komite pendidikan dan komite kesehatan. Menjadi bagian dari TTIFA juga membuat mereka lebih kuat dalam menghadapi kekurangan pangan, militerisasi serta membuat mereka mampu berjuang untuk mencapai kesetaraan gender. Sebagai contoh, mereka (suami, istri dan anak) melakukan kerja-kerja domestik secara bersama-sama. Hal ini juga saya lihat dan amati ketika tinggal di rumah warga selama dua hari.

Setelah melewati begitu banyak tantangan, saat ini mereka sudah tidak lagi merasa takut bahkan untuk menghadapi militerisme dan pemerintah. Perempuan di TTIFA telah memiliki kekuatan dan mengerti apa yang akan dilakukan ketika berhadapan dengan para perusahaan, pemerintah dan penguasa lainnya. Contohnya, ketika pemerintah sosial datang ke Trinidad, mereka langsung mendatangi dan menanyakan apa yang diinginkan oleh pemerintah sosial tersebut. Bahkan ketika menghadapi situasi seperti ini mereka memiliki kesamaan pikiran yakni “terima apa yang mereka berikan tetapi jangan percaya apa yang mereka katakan”. Motto ini menjadi salah satu cara melawan tetapi tetap menjaga keselamatan anggota dan organisasi.

Divisi pengorganisasian perempuan merupakan salah satu jalan untuk meningkatan keterlibatan mereka  dalam organisasi. Pasalnya, dalam struktur kepengurusan TTIFA masih didominasi oleh laki-laki. Sejak adanya divisi ini, perempuan mulai terlibat dalam struktur besar TTIFA meskipun masih hanya sebagai bendahara dan sekretaris organisasi. Tentu saja harapan ke depan semakin banyak perempuan yang terlibat dalam struktur organisasi bahkan menjadi ketua organisasi. Mimpi akan berhasil mereka capai ketika para perempuan ini saling bekerjasama dan membantu satu dengan yang lain.

Pengorganisasian Anak Muda dalam TTIFA

Hal yang tidak kalah menarik dari TTIFA adalah adanya divisi pengorganisasian anak muda. Dalam divisi ini terdapat 23 anggota anak muda dan 80 persen adalah perempuan muda. Ketika ditelusuri ternyata kebanyakan anak muda laki-laki di Trinidad pergi ke luar untuk mencari pekerjaan. Tujuannya adalah untuk membantu perekonomian orang tua mereka. Selain itu, dulu anggota militer pernah memutar dan menunjukkan video-video secara sengaja kepada anak muda agar mereka tidak bergabung dalam organisasi anak muda.

Terlepas dari itu, divisi anak muda dalam satu organisasi sangatlah penting. Ini salah satu langkah untuk melakukan regenerasi dalam satu organisasi. Dengan begitu organisasi akan terus berlanjut tanpa memiliki kekhawatiran mencari pemimpin-pemimpin baru di kemudian hari. Keterlibatan anak muda dalam organisasi berhasil dengan dukungan para kakak laki-laki dan perempuan dalam organisasi. Orang-orang tua yang ada diorganisasi mendorong anak-anak dan adik-adik mereka untuk berorganisasi.

Ada dua keuntungan dari organisasi anak muda yang kebanyakan anggotanya perempuan muda. Pertama, ini akan menjadi salah satu langkah untuk menghasilkan perempuan pemimpin dalam organisasi di masa yang akan datang. Hal ini menjadi ruang bagi perempuan untuk melawan dominasi laki-laki dalam organisasi. Kedua, dengan adanya keberadaan anak muda perempuan di organisasi maka TTIFA tidak akan kehilangan generasi yang akan melanjutkan perjuangan organisasi ke depan.*** (Editor : GN)

Scroll to Top