
CIANJUR, BINADESA.ORG—Momentum peringatan Hari Tani Nasional yang ke 56 di tahun 2016 ini digelar Kongres I Pengorganisasian Rakyat Pedesaan Indonesia di Desa Mekarsari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Ketua panitia Lily N. Batara dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa Kongres ini berlangsung dari tanggal 28-30 September 2016, dihadiri 35 orang utusan dari berbagai propinsi seperti Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Acara dimulai dengan seminar dengan narasumber Dianto Bachriadi (komnas HAM), Syaiful Bahri (ormas tani Partai Nasdem) dan Hariyadi (penggerak rakyat dari Sumatera Selatan).
Pada kesempatan ini Hariyadi selaku steering komite mengatakan,”Saat ini pengorganisasian merupakan hal strategis. Pemerintah juga mengadopsi ide pengorganisasian misalnya melalui pendamping desa”. Dinamika desa, ada berbagai masalah yang kompleks sifatnya di desa. Karenannya desa membutuhkan teman-teman yang memiliki jiwa kesukarelawanan dan semangat untuk menemani rakyat desa. ke depan tantangan semakin besar, perlu ada wadah untuk saling menguatkan dan mengisi. Pertemuan ini adalah rekomendasi dari pertemuan di Jogjakarta pada awal tahun 2016 ini urai Hariyadi.
Sebagai catatan bersama bahwa jauh sebelumnya, pada tahun 1993 pernah pula didirikan organisasi yang sama pada Forum Dialog Nasional Refleksi Pendamping Rakyat di Lembang, Jawa Barat dengan nama Serikat Pendamping Rakyat (SPR) atau Indonesian Community Organizer Network (ICON). Dengan tujuan untuk mengkonsolidasikan pendamping di setiap wilayah. Jadi latar belakang kongres ini dimulai dari banyaknya penggerak yang dulu bekerja bersama dengan Bina Desa yang kemudian tercerai berai. Harus diakui bahwa proses perjumpaan kita kinipun dimungkinkan oleh karena kerja-kerja Bina Desa.
Ketua Steering Komite Dwi Astuti ketika dihubungi di Jakarta menyampaikan, “Kongres ini sebagai moment untuk memperjelas bentuk organisasi yang akan dibuat, arah perjuangan dan tentunya program organisasi”. Dalam tiga hari Kongres merefkesikan pendampingan pasca reformasi 1998. Saat itu kerja-kerja sudah dilakukan di berbagai pelosok desa di Indonesia bergerak bersama dengan petani, nelayan dan perempuan pedesaan menumbuhkan organisasi rakyat secara swadaya, melahirkan kader dan penggerak pedesaaan, serta pemimpin-pemimpin lokal yang jumlahnya sudah cukup banyak dan dinilai mampu berperan dan mempengaruhi kehidupan di desa maupun di tingkatan yang lebih tinggi kabupaten, propinsi maupun nasional.

Proses kongres berjalan lancar yang dipimpin oleh Lorent Aritonang, Khoirun Nisa dan Masum, diawali dengan pembahasan tata tertib. Sidang-sidang selanjutnya dibagi dalam dua komisi, yakni komisi organisasi dan komisi program. “Kami membahas tentang visi-misi, bentuk, susunan pengurus, aturan organisasi. Juga mengenai program jangka pendek, menengah dan Panjang,” kata Nisa sekretaris sidang.
Pada akhir Kongres telah menetapkan nama organisasi adalah Sarekat Pengorganisasian Rakyat Indonesia ucap Lorent Aritonang, pimpinan sidang. “Selain itu kami juga telah mengesahkan dan menetapkan Anggaran Dasar/Anggara Rumah Tangga, Program Organisasi, dan telah memilih Dewan Nasional dan Sekretaris Jenderal terakhir rekomendasi-rekomendasi serta penetapan 117 anggota SPR dari berbagai propinsi yang resmi terdaftar dan terdata” Tegas Lorent.
Adapun Dewan Nasional periode 2016-2020 sebagai ketua Dwi Astuti, Sekretaris Erwin Rustiana, anggota Hariyadi, Armin Salassa dan Rezky Khainidar. Sementara itu Sekretaris Jenderal terpilih adalah Saudari Nining Erlina Fitri.
Di akhir kongres Sekjen terpilih menyampaikan banyak terima kasih untuk semua peserta kongres yang hadir, juga peserta yang memantau secara langsung melalui berbagai aplikasi teknologi, untuk teman-teman di Desa Mekarsari, Paguyuban Petani Cianjur (PPC), ibu-ibu dan bapak-bapak yang sudah menyiapkan makanan. “secara resmi steering komite dan organizing komite dibubarkan dan kongres di tutup” Nining E. Fitri menyampaikan dihadapan seluruh peserta kongres (###).