Bina Desa

Petani Desa Awo, Sulawesi Barat Mendapatkan Pelatihan Praktik Pertanian Alami

Petani Desa Awo peserta pelatihan praktik pertanian alami. (Foto: Lukman Rahim)

MAJENE, BINADESA.ORG–Puluhan petani Desa Awo, Kecamatan Tammeroddo Sendana, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat mengikuti pelatihan pertanian alami pada Selasa, 27 Desember 2016. Peningkatan kapasitas petani ini diselenggarakan berkat kerja sama antara Pemerintah Desa Awo dan Lembaga Inspirasi dan Advokasi Rakyat (LIAR) Sulawesi Barat.

Samsul Manjurai Kepala Desa Awo dalam sambutannya mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan langkah konkret untuk meningkatkan kesadaran petani dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.

“Saya secara pribadi tidak ingin pelatihan ini hanya sampai di sini saja dan pemerintah desa akan merencanakan langkah-langkah selanjutnya sampai petani di Desa Awo bisa menjadi petani yang mandiri, tidak terbebani lagi besarnya beban biaya produksi,” paparnya.

Lukman Rahim dari LIAR berlaku sebagai fasilitator dalam acara pelatihan ini. Dalam materinya, ia menyampaikan bahwa pertanian alami kunci untuk menjadikan petani bisa berdaulat. Ia juga menyampaikan bahwa tantangan dunia pertanian ke depan semakin berat.

Petani Desa Awo sedang diajari cara membuat nutrisi alami untuk tanaman. (Foto: Lukman Rahim)

“Petani sudah harus melakukan agendanya sendiri karena kalau tidak seperti itu, orang luar yang akan melakukan agendanya di desa kita,” Lukman menerangkan. Selain paparan konsep mengenai pertanian alami, petani Desa Awo juga diajari cara membuat nutrisi untuk tanaman yang terbuat dari bahan alami.

Desa Awo sendiri merupakan desa yang baru akan dikembangkan aspek pertanian alaminya. Sebagian besar petani di Desa Awo umumnya petani kakao. Hasil bumi satu ini sempat mencapai puncak produktivitasnya di tahun 1990-an, namun setelah memasuki tahun 2000-an, hasil kakao menurun. Tidak hanya itu, kini kebun kakao banyak diserang hama. Untuk itu, pengembangan pertanian alami di wilayah ini dirasa penting agar produksi kakao kembali meningkat dengan perbaikan sistem pertanian.

Selain persoalan teknis pertanian, masalah lain yang dialami petani di Desa Awo adalah kesulitan mengakses pasar dan informasi pengembangan pertanian yang terbatas. Pasar selain aksesnya yang jauh, masih saja dikuasai oleh para tengkulak yang biasa dijadikan sumber pendanaan biaya pupuk dan pestisida oleh petani. Untuk mengatasi permasalahan ini, para petani berkeinginan untuk membentuk komunitas yang kelak dapat mengelola koperasi dan membantu pemasaran hasil tani.

Ke depan, rencananya akan dilaksanakan pertemuan bulanan di setiap dusun dan pertemuan tingkat desa per empat bulan sebagai upaya pembinaan usaha pertanian setempat. Selain materi soal pertanian alami, dalam pelatihan ini seluruh peserta juga mendiskusikan persoalan agraria dan peran perempuan pedesaan. (LR & YL)

Scroll to Top