Jadi pertanian alami adalah sebuah penghayatan sekaligus perlakuan manusia terhadap alam secara arif dan cerdas. Alam beserta isinya harus kita perlakukan dengan arif dan bijaksana, penuh kasih sayang, sebagaimana manusia menyayangi dirinya.
Bertani secara alami terbukti lebih ekonomis, ramah lingkungan dan menghasilkan pangan yang sehat. Tidak seperti pertanian kimiawi yang justru tidak ramah lingkungan. Kekinian, hasil pertanian kimia yang kemudian dikenal makanan transgenik (red-GMO) banyak meresahkan masyarakat akibat dampaknya yang mengerikan bagi kesehatan manusia. Untuk itu, tunggu apa lagi untuk memulai bertani alami? Berikut di bawah adalah cara-caranya:
1) Pertanian alami tidak menggunakan pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit, tetapi menggunakan cahaya, cuka, aroma, dan tumbuhan yang menghasilkan racun.
2) Tidak pula menggunakan herbisida.
3) Tidak ada pembajakan lahan, sangat disarankan petani tidak mencangkul. Lahan hanya dibajak dengan bantuan cacing tanah. Karena mesin mampu membajak tanah hanya ke dalam 20 cm, sedangkan cacing tanah bisa membajak sampai kedalaman 7 meter. Karena tidak dibajak, maka rumput tidak akan tumbuh dan muncul ke permukaan tanah.
4) Tidak menggunakan pupuk kimia.
Kebutuhan akan nitrogen, phosfor (P), potassium (kalium), calcium dan elemen lainnya dipenuhi dari input pertanian alami. Asam amino dari ikan merupakan sumber nitrogen, kulit telur menghasilkan kalsium, dan tulang hewan adalah sumber phosfor.
5) Pakan ternak dibuat sendiri oleh petani.
Sumber pakan tidak diambil dari pabrik, melainkan dibuat sendiri oleh petani dari bahan yang tersedia di sekitarnya. Beternak secara alami ini tidak membutuhkan pengolahan air limbah. Kotoran ternak ditampung di lantai tanah yang terdiri dari jerami padi, serbuk gergaji, dan tanah segar. Kemudian mikroorganisme akan segera mengurai kotoran itu menjadi bahan yang berguna. Sehingga kotoran ternak tidak menimbulkan bau dan petani tidak perlu repot-repot membersihkan kandangnya.
6) Teknologi dalam pertanian alami yang meliputi pengolahan tanah, budidaya, pemilihan bibit, pemupukan, obat-obatan, pemeliharaan, dan pasca panen.
Jadilah Sahabat Alam
Petani yang memahami dan melakukan praktik pertanian alami akan menjadi sahabat alam sekitarnya. Petani yang menjadi sahabat alam akan menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut: pertama, menghayati dan memperlakukan alam secara arif dan cerdas. Kedua, menghargai kekayaan alam sekitar yang sesungguhnya sudah menyediakan bahan-bahan yang mampu meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan produktifitas tanaman. Ketiga, menghayati bahwa kehidupan ini adalah sebuah harmoni (manusia, hewan, dan tanaman hidup dengan tanah, air, udara, dan matahari) yaitu bahwa kehidupan terjadi karena adanya harmoni antara unsure Plus (+) dengan unsur Minus (-) sebagaimana sifat Matahari (+) dan sifat Bulan (-) demikian hal nya dengan sifat energi plus (panas, udara, uap air, bumi) dan sifat bahan-bahan alami/nutrisi bersifat minus (-). Harmonisasi antara Plus dan Minus jelas akan membawa kedamaian, ketenteraman dan kesejahteraan manusia.
Keempat, menyadari bahwa proses harmonisasi tersebut tidak bisa dilakukan secara terburu-buru, semua tahapan harus dinikmati. Kelima, menyadari bahwa input luar cenderung mahal apalagi yang sudah melalui proses pabrikasi, sehingga melalui pertanian alami petani mampu menekan serendah mungkin biaya produksi tetapi sebaliknya hasil produksi dapat ditingkatkan secara optimal.
Jadi pertanian alami adalah sebuah penghayatan sekaligus perlakuan manusia terhadap alam secara arif dan cerdas. Alam beserta isinya harus kita perlakukan dengan arif dan bijaksana, penuh kasih sayang, sebagaimana manusia menyayangi dirinya. Manusia harus memahami apa yang sedang dibutuhkan oleh makhluk hidup pada masa pertumbuhannya. Tanaman dan hewan pun demikian. Mereka membutuhkan nutrisi yang berbeda dalam setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal, dan pada gilirannya manusia/petani bisa menikmati hasilnya.
Misalnya, dalam pertanian alami rumput yang tumbuh di sela-sela tanaman tidak perlu kita singkirkan, tetapi dapat kita manfaatkan sebagai mulsa. Bahkan burung pun bebas bila mereka ingin membuat sarang di sela-sela tanaman. Jadi pertanian alami tidak hanya berisi teknis budidaya tanaman tetapi berkaitan juga dengan pemeliharaan makhluk hidup lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pertanian alami adalah bahan lokal yang tersedia di sekitar kita, murah, dan kita pun mampu memproduksinya, sehingga biaya produksi bisa ditekan. Bahkan limbah pertanian pun nantinya bisa dimanfaatkan. Bahan-bahan yang diambil dari lingkungan setempat/lokal yang sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lokal.
Dengan menerapkan pertanian alami, kualitas produksi pertanian akan meningkat, rasa yang enak dan produktivitas yang tinggi. Produk yang dihasilkan dari pertanian alami memiliki nilai nutrisi yang tinggi seperti protein, asam amino, lemak dan nutrisi penting lainnya biasanya 3 kali lipat dibandingkan produk pertanian umumnya. Selamat mempraktekkan! (*)