Bina Desa

Komunitas Masyarakat Asia, Saling Belajar dan Bersolidaritas

Affan Firmansyah, membeberkan pengalaman Bina Desa dan tantangan yang dihadapi dalam penguatan komunitas pedesaan (Foto: AsiaDHRRA/Noy Villas)

CEBU-FILIPINA, BINADESA.ORG—Sepuluh hari awal April ini empat puluh pimpinan dan kader dari jaringan ASIADHRRA (organisasi pengembangan Sumber daya manusia pedesaan Asia) berkumpul di Cebu, Filipina. Setidaknya ada perwakilan dari 8 (delapan) negara yaitu Filipina, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Laos, Vietnam, Kamboja dan Thailand bersama dengan DHRRA di masing-masing negara dan para mitranya.  Mereka konsolidasi, belajar bersama terkait perkembangan dan pengalaman praktek penguatan komunitas pedesaan dalam satu tahun terakhir ini. Hal ini di fasilitasi melalui Recoerdo-ASIA, merupakan suatu program dari ASIADHRRA. Jaringan kerja ini bertujuan penguatan aspek sosial-ekonomi organisasi komunitas pedesaan di Asia Tenggara dan juga sebagai respon terhadap isu-isu pembangunan pedesaan.

Tujuan dari jaringan ini juga sejalan dengan visi organisasi-organisasi DHRRA di 8 negara tersebut yaitu perwujudan komunitas pedesaan yang terorganisir dan mandiri yang mampu mewujudkan kesejahteraan, keadilan dan solidaritas diantara masyarakat desa.

Delegasi Bina Desa (DHRRA Indonesia) dihadiri oleh Dwi Astuti, Affan Firmansyah, Budi Laksana, Yuliana, dan Maya Shapira. Saat ini juga Bina Desa merupakan ketua dari ASIADHRRA, yang dipimpin oleh Dwi Astuti (Direktur Bina Desa).

Menurut Affan, dari Bina Desa pertemuan konsolidasi bersama dengan anggota ASIADHRRA lainnya memberikan inspirasi bagi pengembangan dan penguatan komunitas pedesaan. “Kita saling belajar terkait dengan pengembangan kapasitas, lobby dan advokasi kebijakan, penguatan organisasi komunitas di pedesaan” ujar Affan.

Dwi Astuti, Ketua AsiaDHRRA (Direktur Bina Desa), dalam proses konsolidasi AsiaDHRRA (Foto: AsiaDHRRA/Noy Villas)

Sementara itu Yuliana, wakil dari Aceh Barat (SIMAB) untuk Bina Desa dan Budi Laksana, Sekjen Serikat Nelayan Indonesia, memaparkan hal senada. Paling tidak kami bisa tahu persoalan mendasar masyarakat pedesaan di Asia Tenggara. Yang menarik bagi kami adalah bagaimana masyarakat bisa bangkit dan ber-inovasi dalam menghadapi berbagai persoalan. “Saya di organisasi SIMAB sebagai kepala unit usaha dan pendanaan, terbantu dengan belajar dari kawan-kawan koperasi di sini yang telah berhasil dalam berpraktek kewirausahaan-sosial (social entreprise.ed)” kata Yuliana. Demikian juga Budi Laksana mengatakan bahwa,”SNI belajar banyak bagaimana manajemen keuangan, penggalangan dana bagi organisasi secara berkelanjutan begitu penting dan rapih”.

“Pada akhirnya melalui ReCoERDO Asia ini merupakan upaya kami untuk mengingatkan, menguatkan kembali hubungan antar masyarakat di pedesaan, melalui metode musyawarah, saling belajar dan solidaritas.” tegas Dwi Astuti, Direktur Eksekutif Bina Desa dan Ketua AsiaDHRRA(###)

Scroll to Top