Bina Desa

Inisiatif Komunitas Sidomakmur di tengah Pandemi Covid-19

Saat ini, pandemi virus covid-19 yang masih terus menghantui kehidupan masyarakat di Indonesia, juga mempengaruhi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di pedesaan. Hal ini pula yang dialami oleh salah satu komunitas di Dusun Plambang, Desa Pasrujambe, Kecamatan. Pasrujambe, Kabupaten. Lumajang, Jawa Timur yaitu Komunitas Sidomakmur. Apalagi saat ini Jawa Timur menjadi provinsi dengan tingkat covid-19 tertinggi di Indonesia dengan data yang terkonfirmasi pada tanggal 09 Juli 2020 ada 14.941 kasus covid-19, dan untuk Kabupaten Lumajang sendiri memang berstatus resiko rendah atau termasuk dalam zona hijau dengan jumlah kasus 188 pasien dalam pengawasan (Sumber:infocovid19.jatimprov.go.id). Kondisi itu pula yang membuat masyarakat dan satgas di Desa Pasrujambe juga tetap waspada dengan masih harus memiliki Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) ketika ada warga yang masuk dan keluar dari Desa Pasrujambe. Pengawasan lain juga dengan adanya pengawasan yang ketat terkait kegiatan seperti di pasar dan tempat umum lainnya, sehingga upaya itu bisa memperkecil resiko penyebaran virus covid-19 ke Lumajang khusunya Desa Pasrujambe.

Bersamaan dengan keadaan di Jawa Timur ini, Komunitas Sidomakmur di Desa Pasrujambe ternyata sedang memusatkan pergerakan mereka untuk membangkitkan kembali usaha-usaha ekonomi desa yang merosot jauh dampak dari pandemik covid-19. Komunitas Sidomakmur yang selama ini memang bergerak dibidang usaha pengembangan hasil pertanian/perkebunan seperti kopi, tanaman herbal, pisang, singkong/ketela pohon dan lain-lain dan semua ini dilakukan dengan pertanian alami. Namun, selama pandemi covid-19 membuat harga kopi, pisang, dan buah-buahan turun karena beberapa faktor seperti berkurangnya daya beli masyarakat, berkurangnya ruang untuk pemasaran produk hasil olahan pertanian dan sebagainya. Menariknya, hal ini tidak serta merta membuat Komunitas Sidomakmur berdiam dan menunggu nasib saja, namun mereka membuat sebuah gerakan inisiatif agar mereka bisa keluar dari salah satu masalah ekonomi dampak dari pandemi covid-19 ini.

Salah satu inisiatif yang muncul untuk mengatasi masalah atas dampak dari pandemi covid-19, Komunitas Sidomakmur melakukan pembangunan dan pembuatan rumah jemur. Pembangunan rumah jemur ini akan untuk mendorong peningkatan kualitas produk dalam pengembangan usaha produk pertanian di Sidomakmur. Saat ini yang sedang diutamakan adalah penjemuran kopi dengan maksimal dan baik agar dapat menjaga kualitas green bean (biji kopi), karena seperti kata Bu Usrek “penjemuran menjadi kunci untuk masuk ke segmen kopi dengan kualitas baik dan premium”. Dengan pembangunan rumah jemur ini selain dapat meningkatkan kualitas green bean yang lebih baik, hal itu juga dapat mengurangi biaya tenaga pengolahan kopi. Artinya ketika biaya tenaga pengolahan kopi sudah turun, maka Komunitas Sidomakmur bisa menjual produk dengan harga yang tetap dan masih bisa menyesuaikan dengan dinamika pasar di tengah pandemi ini. Berkaitan dengan pembangunan rumah jemur ini juga berguna untuk menciptakan lapangan kerja untuk anggota Komunitas Sidomakmur seperti kata Bu Usrek, “Setidaknya warga tidak terombang-ambing di tengah pandemi covid-19 ini”. Upaya itupun bertujuan juga agar masyarakat bisa mandiri dalam menyetir kopi mereka sendiri.

“Kegiatan Pembangunan rumah jemur ini juga bukan semata-mata hanya mencari nilai keuntungan materi saja, tapi juga mengutamakan dan mengejar nilai dan manfaat bersama untuk jangka panjang di tengah pandemi ini”.

(Usrek, Komunitas Sidomakmur Lumajang)

Menariknya lagi, bagi Komunitas Sidomakmur pembangunan rumah jemur ini menjadi momen yang menumbuhkan rasa kepedulian di antara masyarakat di Desa Pasrujambe. Pasalnya kegiatan ini dilakukan oleh perpaduan anggota Sidomakmur beserta dengan masyarakat desa (5 orang di luar komunitas Sidomakmur) yang memiliki kepedulian terhadap pemanfaatan hasil pertanian melalui usaha kopi yang digeluti Komunitas Sidomakmur. Perpaduan dan kerjasama antara masyarakat di Pasrujambe juga terjalin harmonis dengan adanya pembagian tugas. Pembagian tugasnya seperti ada yang mengambil bambu ke kebun juga membangun rumah jemur. Selain itu para perempuan memasak bersama untuk dimakan bersama di komunitas, hal itu juga menjadi satu kesatuan yang harmonis di 3 hari proses pengerjaan rumah jemur tersebut.

Dengan demikian, bagi Komunitas Sidomakmur modal yang paling terpenting dalam menghadapi situasi saat ini yaitu dengan pentingnya untuk memupuk kesadaran bersama di lingkungan masyarakat desa. Artinya setiap upaya dan inisiatif dalam menghadapi pandemi harus dilakukan secara-cara bersama-sama untuk kepentingan masyarakat di pedesaan secara mandiri.(ORS)

Scroll to Top