AGAM, BINADESA.ORG-Tidak hanya petani yang mendapatkan pendidikan mengenai pertanian. Pada Rabu, 4 Januari 2017, ibu-ibu jamaah majelis taklim di Desa Lubuk Aua, Kecamatan Agam, Sumatera Barat pun mendapatkan materi mengenai pertanian, khususnya pertanian alami. Tidak ketinggalan, beberapa mahasiswa sekolah tinggi kesehatan di Bukttinggi pun turut mengikuti pelatihan ini. Kegiatan yang menjadi bagian dari peningkatan kualitas anggota majelis taklim ini sendiri dilaksanakan di Musholla al Huda, Desa Lubuk Aua, Agam, Sumatera Barat.
Materi yang diberikan terfokus pada memulai menanam tanaman kebutuhan sehari-hari secara alami di pekarangan rumah sebagai bagian dari upaya mewujudkan kedaulatan pangan masyarakat Indonesia, terutama di pedesaan. Peserta diajak untuk mengurangi pengeluaran keluarga dengan menanam sendiri kebutuhan pangan sehari-hari seperti sayur-sayuran serta membuat sendiri makanan untuk keluarga.
Selain belajar menanam tanaman di pekarangan secara alami, para peserta juga berdiskusi cara pengelolaan keuangan keluarga, koperasi, serta pola makan yang baik, khususnya dengan mengutamakan makan sayur. Pengelolaan sampah tak lupa ditanamkan agar masyarakat setempat tidak melulu membakar sampah karena dapat membahayakan kesehatan.
Materi-materi tersebut, menurut Erliati dari Komunitas Petani Alami (KPA) yang berlaku sebagai fasilitator sekaligus Ketua majelis taklim, krusial disampaikan kepada masyarakat awam, tidak hanya petani, untuk meningkatkan kedaulatan pangan di Lubuk Aua, Agam. Dalam beberapa bulan terakhir, Agam mengalami musim kemarau dan baru belakangan mendapat hujan. Akibatnya, hasil panen menjadi sedikit. Hal tersebut mempengaruhi harga di pasar, harga beras pun mencapai Rp14.000 per kilogram.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pertanian alami sebenarnya juga diberikan kepada para petani di Agam, terutama petani padi. KPA telah rutin belajar bersama para petani Agam sejak 2014. Namun, pelatihan pengelolaan pertanian padi membutuhkan tahapan yang tidak sedikit sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk peralihan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kedaulatan pangan, KPA juga turun tangan memberi sosialisasi kepada keluarga nonpetani.
Erliati berharap, seluruh keluarga yang telah diberi materi sudah memiliki tanaman yang menghasilkan dua bulan setelah pemberian materi ini. Ia juga berharap bahwa akan ada pertemuan bulanan untuk pemberian materi lebih lanjut. (###)