BANTAENG, BINADESA.ORG – Serikat Petani Alami Butta Toa Bantaeng merupakan komunitas generasi muda yang fokus dalam mendorong pertanian alami sebagai wujud dari pertanian yang berdaulat. Pada akhir januari silam, SPA Butta Toa melaksanakan dialog perempuan yang diselenggarakan di Baruga adat Gantarangkeke Bantaeng. Pertemuan ini sekaligus deklarasi organisasi dan pelantikan pengurus Komunitas Perempuan Pedesaan Serikat Petani Alami (KPP-SPA).
“KPP-SPA diharapkan mampu mengoorganisir dan memberdayakan perempuan di desa-desa dalam mewujudkan kedaulatan pertanian kita di Kabupaten Bantaeng dan juga diharapkan mampu menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak melalui pendidikan penyadaran sosial melalui organisasinya” sambutan Ketua SPA Butta Toa, Sujarman.
Kehadiran KPP-SPA di tengah-tengah masyarakat Bantaeng juga di sambut baik oleh Hj. Nurhayati (pensiunan sekretaris dinas pertanian Bantaeng) dengan menyatakan diri siap bergabung dan membantu peran KPP-SPA dalam mengoorganisir perempuan di 67 Desa dan Kelurahan yang ada di Bantaeng. “Saya siap bergabung dan membantu KPP-SPA. Silahkan hubungi saya ketika adik adik membutuhkan saya, Insya Allah saya selalu siap” terang Hj. Nurhayati.
Turut hadir Konselon PUSPAGA PMD Bantaeng, Hj. Mariani sebagai narasumber. Ia menyampaikan beberapa materi umum tentang peran pemerintah dalam meminimalisir tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak serta beberapa proses dan prosedur dalam menjadikan Bantaeng sebagai kabupaten layak anak sejak 2015 lalu.
“Saya melihat kedepan peran KPP ini bersinergi dengan Puspaga PMD Bantaeng, apabila ingin berdisikusi lebih lanjut silahkan datang ke kantor atau menghubungi saya” pungkasnya.
Hasirah, Ketua KPP-SPA yang baru saja dilantik menjelaskan bahwa harapannya adalah terciptanya kesadaran dalam diri perempuan tentang posisi dan perannya baik dalam keluarga maupun di masyarakat dan dapat memberikan kebebasan terhadap kaum perempuan untuk menuntut haknya baik dalam bertani maupun pekerjaan lainnya. “Kita juga berharap berkurangnya kekerasan dalam rumah tangga dan terciptanya budaya saling menghargai agar terbentuk keluarga yang tentram dan sejahtera” tegasnya. (bd044S)