CIANJUR, BINADESA.ORG–Paguyuban Petani Cianjur (PPC) bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum Cianjur, Bina Desa, Aliansi Petani Indonesia (API) dan Pemda Cianjur menggelar peringatan Hari Tani Nasional (HTN) ke 56 pada tanggal 26 September 2016 di Desa Wargasari, Kecamatan Kadupandak, Kabupaten Cianjur. Kegiatan ini dihadiri hampir semua petani di kawasan Kadupandak dan beberapa organisasi tani dari Cibinong dan Agrabinta. Hadir pula aparat Pemerintah Daerah, H. Irvan Rivano Muchtar Bupati Cianjur beserta jajarannya, anggota DPRD Cianjur M. Toha serta Anggota DPR RI Diah Pitaloka. Juga hadir Bambang M. Tavip Camat Kadupandak beserta jajaran dan 14 kepala desa yang masuk wilayah kecamatan kecamatan Kadupandak,
Kegiatan Hari Tani Nasional ini merupakan rangkaian konsolidasi PPC dengan para petani di wilayah paguyuban tani Ciastana yang sedang melakukan pendataan tanah-tanah terlantar eks Hak Guna Usaha (HGU) yang sudah di kuasai dan di garap oleh para petani di dua desa, Neglasari dan Wargasari. Selain itu juga untuk menuntut komitmen Pemerintah Daerah Cianjur untuk melaksanakan reforma agraria, kedaulatan pangan dan pembangunan pedesaan untuk kemakmuran petani.
Peringatan HTN ini dimulai dengan penyambutan Bupati Cianjur beserta undangan lainnya secara adat sunda. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh salah satu pelajar. Setelah itu dilanjutkan dengan menyanyi lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama-sama yang dipimpin salah satu staff Desa Wargasari.
Bambang M. Tavip, Camat Kadupandak dalam kata sambutannya banyak memaparkan data statistic kecamatan kadupandak dan penekanannya pada potensi dan produksi pertaniannya. Kata Sambutan dari Ketua PPC yang juga Direktur yayasan LBH Cianjur, Erwin Rustiana mengemukan tentang banyaknya lahan-lahan eks HGU yang dulu dikelola oleh perusahaan yang terlantar dan kini sudah dikuasai dan digarap oleh petani. Harapannya bahwa tanah-tanah tersebut HGUnya tidak diperpanjang dan dicabut oleh pemerintah, selanjutnya petani yang telah menggarap dan menguasai diberikan hak atas tanah.
Sementara itu Bupati Cianjur H. Irvan Rivano Muchtar dalam pidatonya, mencanangkan Cianjur menjadi tujuan wisata pangan dunia. Pemerintah Daerah Cianjur mendorong serta mendukung masyarakat petani untuk kembali pada kearifan lokal yang mandiri dalam mengelola pertanian yang saat ini sudah mulai hilang. Bupati memberikan ilustrasi masa kecilnya sebagai seorang anak petani yang membuat pupuk sendiri dan memiliki lumbung pangan. “Kita akan cabut HGU perusahaan-perusahaan yang menelantarkan tanah dan menyerahkannya kepada para petani untuk dimiliki dan dikuasai” tegas Bupati Cianjur yang pidato mengambil posisi di bawah panggung dan mulai membuka dialog dalam bahasa Sunda.
Sebelum peringatan HTN ini berakhir, disaksikan oleh para petani-petani yang hadir Bupati menandatangani sekaligus membacakan komitmen Pemerintah Daerah Cianjur untuk melaksanakan reforma agraria, kedaulatan pangan dan pembangunan pedesaan untuk kemakmuran petani-petani Cianjur. Acara HTN ditutup, dengan sholat dhuhur berjamaah dan makan siang bersama.
Enda Suhendi (58 tahun) perwakilan yang memberikan pernyataan diatas panggung,”Sebelum kami menggarap tanah eks HGU ini, kondisi kami morat marit sekedar menjadi buruh perkebunan karet. Alhamdulillah setelah kami bisa menggarap dan menguasai tanah-tanah eks HGU yang terlantar ini kami semua bisa hidup lebih baik, makanan ada, sekolah anak aman, bahkan sekarang bisa bayar zakat”. Harapan dari petani yang hadir adalah agar pemerintah segera memerikan ha katas tanh bagi masyarakat tani yang sudah hampir 20 tahun menanami, menggarap, menguasai dan menjadikan lahan-lahan itu subur. Demikian juga agar Paguyuban Petani Cianjur (PPC) bersama organisasi lainnya yang peduli terhadap petani mampu mengawal proses mewujudkan reforma agraria, kedaulatan pangan dan pembangunan pedesaan sampai pada cita-cita yang disepakati bersama. (###)