Selasa, 27 oktober 2015, bertempat di Aerotel Smile Hotel Makassar, Bina Desa dan Federasi Petani Sulawesi Selatan (FPSS) melakukan pendatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerjasama penguatan organisasi tani, pengembangan pendidikan pertanian alami dan pemasaran produksi petani.
Armin Salassa selaku Sekjend FPSS dan Khadafi Badjerey sebagai penanggung jawab Program Wilayah Bina Desa untuk Sulawesi sebagai peanda tangan MoU tersebut juga bersepaham untuk fokus meningkatkan kapasitas organisasi tani dan kepemimpinan petani.
proses pembangunan kerjasama ini dimulai dengan diskusi terbatas antara FPSS dan Bina Desa di hotel Aerotel Smile 26-27 Oktober. Pertmuan ini membahas agenda strategis FPSS pasca dideklarasikan pada 29 september 2015.
Komitmen awal dengan Bina Desa akan berlangsung dalam kurun sembilan bulan kedepan, “meliputi penguatan organisasi tani, pengembangan praktek dan produksi pertanian alami di 5 kabupaten wilayah selatan (Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng Dan Sinjai), selain itu juga, mendorong FPSS melakukan advokasi kebijakan di lima kabupaten tersebut supaya ada kebijakan politik pemerintah serta dukungan terhadap gerakan pertanian alami dan kemandirian usaha tani melalui koperasi produksi petani.” Papar Koordinator Wilayah Bina Desa untuk Sulawesi, Khadafi Badjerey.
Ketua FPSS, Armin Salassa menyambut baik kerjasama yang terjalin, “ini adalah kerjasama perdana FPSS dangan lembaga/LSM yang mimiliki cita-cita sama dalam mewujudkan kedaulatan petani di sulsel. Apalagi Bina Desa memang sudah mendukung sedari penguatan komunitas tani Salassae yang menjadi salah pilar dalam terbentuknya FPSS.” Kata Armin Salassa
“Kami berharap 3 tahun ke depan ada setengah juta petani yang akan bertani alami.” Imbuh pria kelahiran Bulukumba ini.
Armin juga menegaskan bahwa komitmen baik dengan Bina Desa akan dijawab dengan terutama, pada tahap awal, meningkatkan kapasitas kepemimpinan organisasi tani Sulawesi paling tidak di lima Kabupaten sebagai kerja awal. “Harapannya akan lahir kader-kader tani yang lahir dari organisasi tani dan memahami cita-cita dan agenda perjuangan kamu tani. Mereka juga harus punya kesempatan meningikatkan kaspasitas dan pengetahuan baik dalam soal organisasi, politik, mau pun praktek pertanian alami sebagai wahana menuju kemandirian dan kedaulatan pangan di pedesaan.” Pungkasnya.
Armin Salassa sebelumnya telah mengembangkan pertanian alami di Salassae dan beberapa kabupaten lain di Sulawesi Selatan bersama Bina Desa. Dalam kurun 3 tahun terakhir produksi pertanian alami yang dikelola komunitas tani desa swabina Salasse (KSPS) telah berhasil melakukan penanaman padi dengan cara pertanian alami dan menghasilkan hampir 70 ton beras alami dalam setiap musim panennya. Bina Desa juga telah berkomitmen melalui Unit Bisnisnya untuk membantu menyerap dan memasarkan hasil panen padi alami dari Sulawesi.
Info lebih lanjut dan kepentingan wawancara: +62 853‑3011‑1169 / Armin Salassae (*)