Bina Desa

Ahmad Tohari : Petani Tidak Pernah Dianggap

Budayawan sekaligus Novelis kenamaan Ahmad Tohari menyatakan prihatin dengan kondisi kaum tani di Indonesia. Thohari menyatakan memang Negara tidak pernah berpihak kepada petani. Disamping itu ada masalah kebudayaan dimana dalam strata sosial yang dilanggengkan petani selalu di imagekan dalam strata sosial terendah sehingga kebudayaan yang semacam itu makin menyudutkan kaum tani dan dunia pertanian di Indonesia.

Hal itu dinyatakan Ahmad Tohari saat berkesempatan hadir dan mengisi diskusi dalam acara Refleksi nasional CO Bina Desa di Bogor. Lebih jauh novelis yang terkenal dengan novel “Ronggeng Dukuh Paruk” itu juga menyayangkan kondisi kebudayaan dan agama yang tidak mendukung dan membela kaum tani dan sector pertanian.

“Agama sekarang lebih berorientasi elit dan politis, tidak ada yang mau ngurus ummat, lebih-lebih kepada mereka yang tani. Ditempat lain kita tidak pernah mengalami revolusi kebudayaan yang bisa menggeser kemapanan feodalisme. Akibatnya ya kaya sekarang ini dimana elit partai jadi priyayi politik di tengah budaya yang feodalistik, sementara petani dan pedesaan makain digusur ke pinggir dan diabaikan.” Papar Tohari. “lihat saja sekarang di desa-desa tidak ada lagi lumbung, padahal itu benteng pangan bagi petani. Sekarang habis panen langsung dijual, bahkan masih ijon (hijau) pun udah ditebas dijual.” Lanjutnya.

Keadaan itu menurutnya sudah terlalu mapan, rakyat sudah terlalu ditindas, “jadi mestinya, dan memang harus juga ada revolusi budaya di mana budaya elit itu bisa digeser mejadi budaya dan tidakan politik yang populis, jangan melulu orientasinya elit.” Pungkas Ahmad Tohari dengan suara meninggi.**(pubin/bindes/sabiq/2011)

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top