Cinta, Kunci Masuk Bertani Alami

Cinta lahan merupakan salah satu kepedulian petani yang sangat tinggi dan belum dilakukan oleh petani kita dengan sepenuh hati. Karena tanah adalah kehidupan

Keberhasilan petani bukan karena memiliki tanah yang subur. Kesuburan tanah bisa diusahakan atau dibuat oleh petani, bila petani mau kreatif dan aktif dalam memperlakukan tanahnya. Umumnya, petani Indonesia telah dibuat oleh pertanian modern, tidak memperlakukan tanah dengan baik. Tanah dianggap sebagai mesin, terus-menerus ditanami dan diambil hasilnya. Jarang sekali petani memperhatikan keberadaan unsur hara yang terkandung di dalamnya atau ekologi tanah. Petani bahkan masih terus menambahkan pupuk kimia hingga melewati batas.

Perilaku petani seperti ini sangat jauh berbeda dengan para petani di Jepang. Di sebuah kelompok masyarakat, “Ainou-Kai” dan pertanian Moku-moku Jepang, ada pelajaran berharga buat petani Indonesia. Petani Jepang selalu memelihara dan melindungi alam, mereka menganggap alam sebagai kehidupan. Petani Jepang terutama di Ainou-Kai dan Moku-moku ini begitu bersemangat dalam bertani, senang dan mencintai pertanian, seperti motto bertani mereka: “Love God, Love People, Love Only”.

Nuansa cinta lahan terasa sekali di Ainou High School. Semua siswa dan guru dalam menjalankan kegiatan selalu didahului dengan berdoa, kemudian bekerja dan belajar penuh semangat karena didorong cinta kepada Tuhan, takut berbuat salah dan menegakkan disiplin dalam bekerja. Para petani di Ainou-Kai, siswa lokal, siswa asing, dan para gurunya memperlakukan tanaman dengan baik, tanpa menggunakan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan, sehingga produknya layak dikonsumsi manusia. Dalam jual beli hasil pertanian, mereka juga menerapkan prinsip saling menguntungkan, tidak saling menindas satu sama lain.

Cinta lahan merupakan salah satu kepedulian petani yang sangat tinggi dan belum dilakukan oleh petani kita dengan sepenuh hati. Karena tanah adalah kehidupan. Kata orang (petani) Jepang, bila tanah diberi pupuk kimia berarti kita mengganggu tanah, bila kita memberinya pestisida berarti kita meracuninya. Bila kita meracuni tanah berarti kita telah meracuni diri sendiri. Karena kesadaran itulah, petani Jepang sangat ramah dalam memperlakukan tanah.

Petani Jepang mempunyai kemampuan inovasi dan kreatifitas yang tinggi dibantu teknologi, sangat melindungi alam. Banyak kelompok yang peduli seperti Moku-moku dan Ainou-Kai sehingga bisa mendorong semangat kerja petani dengan disiplin tinggi. Selain itu, dukungan Pemerintah Jepang kepada petaninya perlu diteladani oleh Pemerintah Indonesia. Seperti adanya tempat penjualan hasil tani yang dipelopori oleh para petani sendiri sehingga dapat melindungi harga-harga produk, dan kesempatan saling bertemu antara petani (produsen) dan pembeli (konsumen) akan membuat suasana terbuka dan sama-sama untung

 

 

 

ARTIKEL TERKAIT

Podcast Pangan dan Gizi

Pestisida Kimia dan Kekerasan Terhadap Perempuan

5 Alasan Produk Pangan Hasil Pertanian Alami, Penting Untuk Dikonsumsi

Membangun Masa Depan Sehat: Hari Gizi dan Makanan dengan Pemulihan Benih Tanpa Bahan Kimia

Belajar dari Laos: Menjaga, Mengelola Kesuburan Tanah dan Mengelola Hama Secara Alternatif

FPAR: Pentingnya Dokumentasi Pengetahuan Bagi Perempuan Pejuang Kedaulatan Pangan