Perubahan Transformatif untuk Kedaulatan Pangan

Peserta dan fasilitator RLEP Loikaw (sumber foto : RLEP Southeast Asia group)

Myanmar, BINADESA.ORG – Karuna  Mission Social Solidarity (Caritas Myanmar) dan Metta Foundation, dua lembaga yang berkarya di Kota Loikaw, Kayah State, Myanmar kedatangan para tamu fasilitator dari Indonesia, Cambodia, Vietnam dan Philipina dalam rangkaian Regional Learning and Exchange Program 2nd Southeast Asia Workshop (RLEP SAW) pada tanggal 5 – 10 November 2017 yang lalu.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pesticide Action Network Asia Pasifik (PANAP) dengan dukungan dari Misereor. Penyelenggara  mengundang masyarakat sipil lima negara di Asia Tenggara untuk saling tukar cerita dan pengalaman tentang pangan, agraria, pedesaan dan metode-metode pendekatan kepada komunitas. Secara khusus pada workshop kali ini mendialogkan tentang PAR (Participatory Action Research). Fasilitator dari RLEP SAW ini adalah 2 perempuan, Elisabeth “Bess” Crucada dari Philipina dan Sagari Radhika Ramdas dari India. Dan peserta yang mewakili Bina Desa ada 3 orang, Achmad  Yakub, M. Chaerul Uman dan John Pluto Sinulingga.

Menurut salah satu fasilitator, Elisabeth Crucada yang biasa dipanggil Bess bahwa dalam konteks kita, komunitas harus diberikan kesempatan dalam  memimpin pengembangan kedaulatan pangan (People Led Development for Food Sovereignty). Kita menggunakan PAR menjadi metode pendekatan transformatif bagi masyarakat untuk meneliti lebih dalam dan menganalisis masalah yang mereka hadapi, dengan menggunakan beragam alat dan proses, diantaranya dialog dan diskusi.

Sagari Ramdas menambahkan bahwa komunitas akan menetapkan agenda mereka dan mengidentifikasi langkah-langkah untuk mengatasi tantangan mereka, yang mengarah pada transformasi dan perubahan. PAR adalah proses aksi-refleksi-aksi terus menerus melalui tahapan pengembangan masyarakat.

Kunjugan komunitas Desa War Tho Khu dan berdiskusi dengan pengurus konservasi hutan (Sumber Foto : RLEP Southeast Asia Group)

Selama enam hari workshop ini para peserta dari lima negara yang terlibat saling berbagi pengalaman dan wawasan yang diperoleh beberapa bulan terakhir dalam memfasilitasi proses belajar di masing-masing negara. Peserta juga memfasilitasi diskusi dengan komunitas di Desa War Tho Khu dan Kwaingan di Loikaw dalam sesi kunjungan komunitas selama 2 hari. Adapun tema diskusi dengan komunitas masih berkaitan  mengenai isu-isu lokal yang relevan dengan kedaulatan pangan dengan menggunakan metode PAR. Saling bertukar wawasan dan perspektif tentang penggunaan PAR.

Saling memperbarui apresiasi, mengubah kesadaran, menciptakan pengetahuan alternatif, komitmen, dan tindakan berkelanjutan, baik pada tingkat komunitas dan pada tingkat individu. Peserta juga mendiskusikan rencana garis besar untuk mengintegrasikan proses pembelajaran pengalaman, terutama tentang PAR, untuk mendorong inisiatif komunitas memimpin gerakan perubahan di komunitas mereka, lembaga dan jaringan mereka.

Kegiatan RLEP ini ditutup dengan pertunjukan budaya (solidarity night) dari masing-masing negara peserta yang terlibat dan bertempat di aula kantor Karuna Mission Social Solidarity (KMSS) Loikaw.

Mingalar Ba (Salam khas Komunitas Myanmar), Kyei Zu Ba De Myanmar (terima kasih). (bd030)

ARTIKEL TERKAIT

Belajar dari Laos: Menjaga, Mengelola Kesuburan Tanah dan Mengelola Hama Secara Alternatif

ASEAN Village Network: Penguatan Dan Dukungan Untuk Desa dari Ekonomi Hingga Lingkungan

UNDROP: Harapan Teguh atau Kenangan Lalu?

Woman and Youth Leadership Forum: Partisipasi Perempuan dan Anak Muda Bicara Kedaulatan Pangan.

Eksaminasi Publik Terhadap Putusan MK Uji Formil UU Cipta Kerja

Kunjungan Belajar Petani Indonesia ke Petani Filipina